Part 11

4.7K 509 8
                                    

Keesokan harinya, hana duduk disebelah kaneki seperti kemarin. Mereka belajar bersama. kaneki, hana dan hide.

Kaneki merasa jantungnya berdegup kencang ketika melirik hana, hal itu sangat menggangu dirinya.

Kelas Sastra Jepang pun selesai, mereka berdua berpisah, hana pergi ke kelas Matematika sedangkan kaneki pergi bekerja.

Malam pun tiba, sekarang sudah jam 8. Hana pulang terlambat lagi, tadi dia ada tugas yang dikerjakan di kampus sampai sore.

Hana sudah memberitahu ibunya bahwa dia pulang terlambat. Narumi memperingatinya karna kecelakaan kemarin terjadi seminggu yang lalu.

Hana duduk di bangku taman sendirian, Kana sudah pulang duluan. Di taman ini masih banyak orang berlalu lalang.

Hana memegang sebotol air mineral ditangannya. Entah mengapa dia malas pulang, gadis itu ingin mencari udara segar.

Tiba-tiba wajah kaneki muncul dibenak hana. senyum lelaki itu, kedua mata lelaki itu.

Sepertinya aku menyukai lelaki itu..” batinnya.

“...pertama kalinya perasaan ini muncul... perasaan jatuh cinta.” Batin hana.

Ternyata rasanya sangat menyenangkan.” Batin hana tersenyum.

Gadis itu berdiri dan berjalan di trotoar. Diseberang jalan hana melihat toko buku, sudah lama dia tidak membeli buku baru, novel yang dia beli sudah dia baca semua.

Hana melihat jam tangannya, masih jam setengah sembilan. Hana menyebrang jalan dan masuk kedalam toko buku.

Toko buku ini tidak terlalu ramai, mungkin karna hari sudah malam tapi di luar masih banyak yang berlalu lalang.

Hana berjalan dibagian novel, gadis itu melihat sebuah novel karangan Takatsuki Sen.

“Woa, Takatsuki-san membuat novel baru lagi.” Ujar hana tersenyum.

Gadis itu mengambil buku itu dan membawanya ke kasir. Hana membeli buku itu.

Gadis itu keluar toko buku. Hana berdiri didepan toko buku. Entah mengapa, dia ingin bertemu kaneki.

Perasaan ini merepotkan sekali!” batin hana mendesah.

“Azuki-san?”

Hana terkesiap mendengar namanya di panggil. Gadis itu mendongkak. Kaneki berdiri di depannya.

Wajahnya memerah seketika, baru saja dia memikirkan lelaki itu. Sekarang lelaki yang ia pikirkan ada di hadapannya.

“Kaneki-kun!?” ucap hana tanpa sadar suaranya keras.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya kaneki.

“Heh? Oh, aku baru saja membeli novel baru. Kau sendiri?” tanya hana balik.

“Aku tadi kebetulan lewat dan melihatmu disini.” Ujar kaneki.

Jadi dia melihatku.” Batin hana.

“Azuki-san mau kemana sekarang?” tanya kaneki.

“Aku ingin pulang, ini sudah hampir jam 9.” Ujar hana.

“Baiklah, ayo kita pulang bersama. Kebetulan kita melewati jalur yang sama.” Ajak kaneki.

“B-baiklah.” Ujar hana sedikit gugup.

Meereka berdua berjalan bersebelahan. Hana terlihat tegang sedari tadi, jantungnya berdegup kencang. Kaneki melihat tingkah hana.

“Azuki-san, apakah kau baik-baik saja?” tanya kaneki.

“Heh? Aku baik-baik saja, kaneki-kun. Hehe” ujar hana sambil tersenyum gugup.

“Kau suka membaca novel juga yah, novel apa yang tadi kau beli?” tanya kaneki. Hana menatap kaneki.

“Ah iya, tadi aku membeli novel karangan Takatsuki Sen.” Ujar hana.

“Hee, Takatsuki Sen kah.. novelnya sangat bagus, kata-katanya juga mudah dicerna.” Ujar kaneki. Hana mengangguk.

“Ceritanya juga sangat menarik. Aku pernah bertemu dengannya.” ujar hana.

“Benarkah? Aku hanya melihatnya di televisi saja, dia wanita yang cantik.” Ujar kaneki.

Hati hana sedikit panas ketika kaneki memuji pengarang itu.

“Eum, dia juga gadis yang ceria.” Ujar hana.

Hening.

Mereka berdua terus berjalan dengan diam bergelut dengan pikiran masing-masing.

Kaneki melirik hana, lelaki itu melihat hana menundukkan wajahnya yang merah merona. Tak lama mereka berdua berhenti.

“Aku pulang kearah sini, berarti sampai sini saja.” Ujar hana.

“Apakah kau ingin ku antar?” tanya kaneki.

Hana tersentak pelan.

“T-tidak usah, aku bisa pulang sendiri, kaneki-kun.” Ujar hana.

“Hmm, baiklah kalau begitu. Ja na, Azuki-san.” ujar kaneki.

“Ja na” kemudian hana berjalan pulang.

Andai saja aku bilang ya tadi, pasti aku akan sedikit lebih lama bersamanya. Hua!” batin hana menyesal.

Andai saja dia berkata ya, pasti aku bisa sedikit lebih lama bersamanya. Huh, mungkin lain kali.” batin kaneki mendesah.

Kaki hana terus melangkah menjauh dari kaneki, mereka berdua saling menjauh dengan perasaan berkecamuk.

Ketika kaneki terus berjalan lelaki itu tiba-tiba berhenti berjalan melihat pemandangan didepannya.

Lelaki itu menutup mulutnya karna sangat mual melihat pemandangan didepannya. Kaneki melihat tiga orang ghoul sedang memakan mayat.

Bagaimana bisa mereka memakan ditengah jalan seperti ini!?!” batin kaneki mual.

Ketiga ghoul itu merasakan keberadaan kaneki, kaneki terkejut dan terdiam kaku. Ketiga ghoul itu menyeringai.

“Nee semua, sepertinya kita makan besar malam ini.” ujar salah satu ghoul itu menyeringai.

Kaneki mundur beberapa langkah dan dia langsung berbalik dan berlari, ketiga ghoul tersebut langsung mengejar kaneki.

Sial! Kenapa mereka mengejarku!!” batin kaneki.

Kaneki berlari dan tak jauh didepannya dia melihat hana yang berjalan. Kaneki langsung memanggilnya.

“Azuki-san!!” Pekik kaneki.

Hana berbalik dan terkejut melihat kaneki yang berlari kearahnya. Kaneki langsung menarik hana ikut berlari bersamanya.

Kaneki menggenggam tangan hana dengan erat, hana juga ikut berlari, gadis itu sangat bingung dan juga panik melihat kaneki yang seperti ketakutan.

“Apa yang terjadi, kaneki-kun!!?” tanya hana kaget.

“Kita harus berlari menjauh!” jawab kaneki.

Hana menoleh ke belakang dan dia melihat tiga orang bermata merah hitam, hana terbelalak.

“Astaga!! Itu ghoul!! Kenapa mereka mengejar kita!?!?” ujar hana panik seketika.

“Sekarang bukan waktunya untuk bertanya, kita harus bersembunyi!” ujar kaneki. 

Mereka berdua panik dan mencari jalan keluar agar ghoul itu tidak mengikuti mereka.

to be continue

His Eye - Black "Tokyo Ghoul"Where stories live. Discover now