Part 3

8.2K 898 44
                                    

Hana berjalan menuju kelas Sastra Jepang. "Di lantai dua... lantai dua..." gumam Hana seraya menaiki anak tangga. Hana berjalan di lorong lantai dua lalu ia berdiri di sebuah ruangan. 

Hana berdiri di depan pintu. Gadis itu menarik napas, lalu menghembuskannya, kemudian ia masuk ke dalam ruangan. Ruangan tersebut sama seperti kelas lain. Hanya saja mahasiswa yang ada di kelas Sastra Jepang berbeda dengan kelas Hana biasanya.

Hana mengedarkan pandangan di kelas ini, masih ada beberapa tempat yang kosong. 

Tiba-tiba iris cokelat Hana menangkap sosok lelaki yang familiar. Hana mimicingkan matanya menatap sosok itu. Hana ingat dengan lelaki itu. Dengan segera gadis itu melangkah mendekati lelaki itu.

"Kaneki-kun!" panggil Hana. 

Lelaki yang bernama Kaneki Ken terkesiap mendengar seseorang menyebut namanya. Kaneki menoleh dan ia melihat Hana berdiri di dekat mejanya.

"Kau kuliah di Kamii University juga" tanya Hana dengan senyum mengembang.

Kaneki tampak terkejut melihat Hana. "Kau!? Kau kuliah di sini... etto..." Kaneki terdiam menatap Hana. "Namaku Azuki Hana. Iya, aku kuliah di sini."

"Kaneki-kun, boleh aku duduk di sebelahmu?" tanya Hana. 

Deretan bangku Kaneki masih kosong, hanya ada Kaneki dan seorang lelaki bersurai emas yang duduk di sisi kiri Kaneki.

"Um, silahkan." Jawab Kaneki tersenyum kikuk. Kemudian Hana duduk di sebelah kanan Kaneki.

Lelaki yang berada di sisi kiri Kaneki menyenggol lelaki itu. "Oy Kaneki! Sejak kapan kau bisa kenal dengan gadis cantik itu!?" bisik lelaki bersurai emas itu.

"Dia adalah pelanggan di tempat kerjaku, Hide!" sahut Kaneki ikut berbisik. 

"Benarkah!?" tanya Hide tidak percaya. Kaneki mengangguk. Hide menatap Hana yang sedang memperhatikan mereka berdua, lalu senyum Hide mengembang.

"Bagaimana kalian berdua bisa kenal?" tanya Hide pada Hana. 

"Oy Hide!" tegur Kaneki.

"Sebenarnya baru kemarin lusa aku bertemu dengan Kaneki-kun. Aku bertemu dengannya di Café Anteiku." Jawab Hana.

"Oh begitu." Ucap Hide sambil memangut-mangut. "Ngomong-ngomong, aku Nagachika Hideyoshi. Panggil saja Hide." Ujar Hide sumringah. 

Hana tersenyum manis dan berkata, "Hide-san." Kaneki tercengung melihat senyum Hana.

"Azuki-san sangat cantik. Aroma juga wangi sekali." Batin Kaneki meliar.

"Hana-chan, apa kau sudah punya pacar?" tanya Hide tiba-tiba. Hana dan Kaneki terkejut.

"Hide!" tegur Kaneki.

"Aku tidak punya pacar." Jawab Hana seraya tersenyum tipis. Senyum Hide mengembang lebar. 

"Benarkah!? Kalau begitu kapan-kapan kita jalan berdua. Oke?" Hana hanya tersenyum dan mengangguk.

Tak lama, dosen Sastra Jepang masuk ke dalam ruangan dan memulai kuliah.

Selama jam kuliah berlangsung, Hide tak sengaja menoleh ke arah Kaneki. Ia melihat Kaneki diam-diam memperhatikan Hana yang sedang fokus pada dosen. 

"Ada apa dengannya? Menatap diam-diam?" Hide tersenyum kecil. "Sepertinya Kaneki menyukai gadis itu."

Kuliah akhirnya selesai. Hana membereskan barang-barangnya, setelah itu Hana dan Kaneki keluar kelas bersama. Hide sudah keluar duluan, katanya ada urusan mendadak dengn Senpai.

Hana dan Kaneki berjalan bersisian di koridor lantai dua. "Apa Azuki-san ada kelas lain?" tanya Kaneki. 

"Iya, setelah ini aku masuk kelas Matematika. Apa Kaneki-kun maih ada kelas lagi?" giliran Hana bertanya. Kaneki menggeleng. "Tidak, aku langsung pergi bekerja."

Tak lama mereka sampai di pertigaan di lantai satu. "Aku pergi ke arah sini. Sampai jumpa, Kaneki-kun. Semangat ya kerjanya." Ujar Hana. Senyum Kaneki mengembang, lalu lelaki itu mengangguk. 

"Sampai jumpa, Azuki-san. Kau juga semangat untuk kelas selanjutnya." Sahut Kaneki. Hanya hanya tertawa pelan dan mengangguk, kemudian gadis itu pergi ke arah Kanan.

Kaneki memperhatikan punggung Hana yang berjalan menjauh. "Sepertinya aku bisa berteman dengan Azuki-san." Batin Kaneki. 

Setelah Hana hilang dari pandangannya, barulah Kaneki pergi.

---

Malam pun tiba, Hana baru saja pulang dari Café kucing. Tadi dia hang out dengan Kana sampai tidak tahu waktu. Sekarang sudah jam Sembilan. Hana berjalan dengan waspada, jalanan malam ini sangat sepi, hawanya juga terasa dingin. 

Tak lama, Hana merasa ada seseorang yang mengikutinya. Hana menoleh ke belakang dan ia melihat dua orang pria berjalan tidak jauh di belakangnya. 

Salah satu dari pria itu berbalik arah dan meninggalkan pria lainnya. Hana kembali menatap ke depan, gadis itu berusaha berjalan dengan tenang.

"Perampok? Masih mending jika hanya perampok." Batin Hana.

Hana mempercepat jalannya. Ketika gadis itu mempercepat jalannya, pria di belakangnya itu juga mempercepat langkahnya. 

"Astaga! Orang itu benar-benar mengikutiku! Aku harus menjauh!

Hana langsung berlari. Tiba-tiba, pria itu meloncati tinggi di atas Hana dan mendarat tidak jauh di depan Hana.

Hana berhenti berlari. Gadis itu mundur selangkah sambil memegang tali tasnya dengan erat. 

Pria yang ada di depannya itu menutup matanya dan menarik udara lewat hidungnya dengan rakus. 

"Ternyata tidak salah mengikutimu. Aromamu sangat wangi. Aku yakin kau pasti sangat lezat." Pria itu menyeringai, lalu perlahan matanya terbuka. Mata Hitam Merah langsung menghujam Hana dengan tajam. Hana terkejut.

"Mata itu! Ghoul!"

His Eye - Black "Tokyo Ghoul"Where stories live. Discover now