Mark menyesap lekuk leher jenjang milik Haechan. Menikmati sensasi saat indra penciumannya dimanja aroma manis alami yang menguar dari tubuh kekasihnya itu. Aroma vanilla yang bercampur dengan aroma musk lembut menggelitik hidungnya yang sensitif. Mark bersumpah, bau milik kekasihnya adalah bau termanis yang Mark pernah cium seumur hidupnya. Bau ini sudah mencandunya, membuat ia ingin berlama-lama mengecup dan menyesapi leher mulus Haechan.
Mark kembali menggigit dan menjilat bagian leher bawah Haechan. Dan seketika itu juga, ia langsung dihadiahi desahan tertahan yang keluar dari mulut manis itu. Alpha muda itu tentu tahu usaha Haechan yang bertahan mati-matian supaya tidak mendesah akibat ulahnya itu. Namun, pendengaran Mark yang super tajam tentu tidak bisa semudah itu dikelabui. Ia masih bisa mendengar napas tak teratur dan rintihan sangat kecil dari Haechan.
"aah... mmmh"
Rupanya bagian kulit di bawah telinga Haechan adalah titik sensitif gadis itu. Penemuan itu membuat Mark semakin semangat menandai bagian tadi dengan kissmark merah tebal. Dia menyeringai pelan ketika ia mengangkat kepalanya dan melihat pemandangan sangat indah tersaji di depan matanya. Wajah cantik itu dipenuhi peluh, matanya terpejam erat dan mulutnya ia katupkan rapat-rapat supaya tak mengeluarkan bunyi desahan. Kekasihnya ini sangat indah di mata Mark.
Lelaki itu tentu sepenuhnya sadar kalau tindakan nekadnya ini sangat menyakiti hati kekasihnya itu. Ia tersenyum miris melihat air mata yang terus mengalir keluar dari kedua mata indah itu. Tapi Mark harus melakukannya. Ego setinggi langit sudah menguasai kewarasan otaknya.
Mark menunduk kembali untuk mengecup singkat bibir bengkak sang kekasih. "Chan... tatap mataku!"
Haechan menggeleng kuat. Dia tak ingin membuka matanya dan melihat wajah sang kekasih yang tengah melecehkannya. Hatinya sudah penuh dengan kekecewaan yang teramat dalam.
"Tatap mataku, Lee Haechan."
Haechan merasakan badannya menggigil saat mendengar suara dan nada otoriter yang keluar dari tenggorokan Mark. Ucapan Mark barusan penuh dengan kemutlakan untuk dipatuhi. Dia merasa seperti tawanan yang tersudut, tak bisa berbuat apa-apa selain mematuhi semua perintah penawannya.
Mata Haechan sedikit berdenyut sebelum perlahan-lahan terbuka. Netra coklatnya mengerjap sekali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Citra pertama yang ditangkapnya adalah wajah Mark yang berjarak sangat dekat dengannya. Dan juga-
Tidak mungkin...!
Haechan membolakan matanya kaget. Warna hitam kelam dalam iris Mark yang biasa menatapnya, kini tergantikan oleh warna kuning keemasan yang indah. Gadis itu merasa sedikit salah tingkah saat mata emas itu tak kunjung melepaskan tatapannya. Suhu tubuhnya meningkat drastis, tatapan Mark membangkitkan sesuatu yang ia coba tahan sedari tadi. Sedikit ketakutan, Haechan berusaha beringsut menjauh dari Mark. Usaha yang sia-sia, karena tubuhnya masih terperangkap di bawah kungkungan lengan kekar Mark.
"Lee Haechan, Lee Donghyuck..."
Haechan kembali tersentak kaget untuk yang ke sekian kalinya hari ini. Dia tidak pernah menyangka kalau Mark mengetahui nama aslinya.
"... hari ini aku akan membuatmu menjadi milikku sepenuhnya. Terimalah takdirmu sebagai soulmate dan Luna milik Mark Lee, Alpha dan pengayom seluruh werewolf dalam Crescent Moon Pack. Kau, pasangan sejatiku, anugerah sang Dewi Bulan..."
Setelah mengucapkan itu, Mark menghujamkan taring panjangnya ke dalam ceruk leher Haechan, tempat dimana aroma alaminya menguar paling tajam. Ini adalah momen-momen ketika werewolf Mark tengah mengklaim pasangan sejatinya.

YOU ARE READING
Spellbound | Markhyuck
FanfictionOne spell, and you bind me forever. Mark membenci istilah 'soulmate', sampai dia sendiri merasakan kedatangannya. Haechan tak percaya akan 'love at first sight', sampai dia sendiri merasakannya. Mark x Haechan (GS) #4 dari 265 di Markchan #747 dari...