Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Namun seorang gadis berambut hitam belum juga memejamkan matanya. Teman sekamarnya, Renjun sudah terlelap sedari tadi. Sepertinya ia capek sehabis menginterogasi Haechan tentang hubungannya dengan Mark. Interogasi yang sepertinya gagal, karena semua jawaban Haechan hanya berputar-putar antara "aku tidak tau" "terjadi begitu aja" "sudah terlanjur, jadi ya udahlah!"Sebenarnya semua jawaban yang diberikan oleh Haechan itu jujur adanya. Sampai sekarang, dia pun masih tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba menjadi kekasih si penguasa kampus itu. Dia masih skeptis dengan dirinya yang menjadi soulmate (?) seorang Mark Lee. Ingatannya kembali melayang ke kejadian sore tadi di pinggir danau.
---
"Kaumku?"
"Apa maksudnya itu?" tanya Haechan penasaran.
Mark terlihat menimbang-nimbang sesuatu, sampai pada akhirnya ia memberikan senyuman yang teramat gantengnya itu ke arah Haechan, dan berkata, "nanti lama-lama kamu juga tau kok!"
"Aku mau tau sekarang!"
"Nanti aja pelan-pelan, nanti kamu shock trus jantungan trus trus..."
Mark menyingkirkan anak rambut Haechan yang menutupi mata coklat itu dengan lembut. Sebenarnya tadi Mark berkata seperti itu hanya untuk bercanda saja, tapi pikiran tentang Haechan yang pergi meninggalkannya itu tiba-tiba menyesaki dadanya. Dia tidak ingin ditinggalkan lagi oleh soulmatenya. Lagi. Karena sampai kapanpun, Mark masih menganggap Jaemin sebagai soulmate yang tak pernah dimilikinya.
Jaemin ya? Mark mendesah dalam hati ketika teringat anak itu.
"Trus kenapa aku bisa jadi soulmatemu? Kukira kamu pacaran sama Koeun"
"Kami tidak bisa memilih siapa soulmate kami. Urusan soulmate itu udah diatur sejak lahir."
"Dan kamu adalah takdirku. Kamu terjebak denganku sampai akhir hayat nanti." kata Mark kembali diiringi dengan seringai lebarnya. Haechan heran, orang ini suka sekali menyeringai, apa dia tidak takut mulutnya nanti sobek?
"Koeun itu bukan siapa-siapa. Aku hanya main-main aja sama dia."
Haechan mengernyit tidak suka pada pernyataan lelaki itu barusan.
"Urusan hati itu sangat rumit. Kamu tidak boleh bermain-main dengannya, Mark!"
"Koeun bukan wanita baik-baik, dia juga suka bermain dengan para lelaki. Jadi apa salahnya jika aku ikut bermain dalam permainannya?"
"Tetap saja salah! Lalu apa kamu juga sedang bermain-main denganku?"
"Aku tidak akan bermain-main denganmu Haechan, kamu itu soulmateku..."
"Aku masih tidak percaya. Kenapa kamu bisa yakin kalau aku itu soulmatemu? Dan bagaimana aku bisa percaya kalau semua yang kamu bilang itu benar? Aku bahkan gak kenal kamu siapa?!"
Haechan sudah menghilangkan rasa takutnya pada lelaki di depannya ini. Mark memang memiliki aura dominasi yang kuat, tak banyak orang yang sanggup berlama-lama berada dalam satu ruang dengannya. Tapi Haechan merasakan aura yang lain ketika Mark bersamanya. Aura dominasi Mark berubah menjadi sangat lembut, membuat Haechan nyaman berada di dekatnya.
Dalam hatinya yang paling dalam, Haechan tau kalau dia mempercayai ucapan Mark tentang soulmate. Tapi tetap saja, dia butuh alasan yang lebih pasti.
"Tato di lehermu adalah bukti nyatanya."
Haechan kebingungan, "aku tidak pernah mentato tubuhku."
"Berbaliklah, akan kufoto belakang kepalamu."

YOU ARE READING
Spellbound | Markhyuck
FanfictionOne spell, and you bind me forever. Mark membenci istilah 'soulmate', sampai dia sendiri merasakan kedatangannya. Haechan tak percaya akan 'love at first sight', sampai dia sendiri merasakannya. Mark x Haechan (GS) #4 dari 265 di Markchan #747 dari...