Yoooo!!!!
Minna-san!!! xD
Akechan bawa short story lagieh! xD
Yupz kali ini Akechan akan tampilkan cerita tentangggg........
Gempa x Readers!
Semoga genre sad-nya dapet TwT
dan Akechan dah tambahkan video Kiss The Rain :V biar feelnya dpt xD
Oke, Happy Reading Minna-san!
Jangan lupa votenyaaaahhh! X3
"Gempa!" seseorang dengan suara nyaring menyapa lelaki dengan manis gold itu, dan orang yang di sapa itu pun menoleh ke arah sumber suara.
"pagi Yaya!" balas lelaki yang biasa dipanggil Gempa.
"Gempa, tumben kau berangkat lebih pagi" ucap Yaya sambil berjalan beriringan dengan Gempa.
"eh, hari ini aku bangun lebih pagi jadinya aku berangkat lebih pagi juga" jelas Gempa.
"ooh begitu ya" balas Yaya.
Sesampainya di lorong sekolah, Gempa dan Yaya berpisah karena kelas mereka berbeda.
"pagi [y/n]!" sapa Gempa.
"pagi" balasmu.
"kenapa sih? Ngambek?" tanya Gempa sambil duduk disampingmu.kamu hanya menggeleng.
"tidak apa apa" balasmu singkat.
"lalu kenapa kau diam begini?" tanya Gempa. Gempa memanglah sahabatmu sejak kecil, jadi dia tau kalau sikapmu tak seperti biasanya.
"kau sekarang lebih sering bersama dengan teman teman barumu daripada denganku!" balasmu. Gempa selalu menganggap wajar bila kamu cemburu kalau Gempa dekat dengan teman barunya, itu pun ada alasannya. Gempa hanya berpikir positif kalau kau takut Gempa akan meninggalkanmu karena memiliki teman baru. Namun bukan itu alasan sebenarnya.
"aah? Benarkah?" Gempa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"kalau begitu pulang sekolah nanti, antar aku!" ucapmuseraya member hukuman pada Gempa yang sudah berani mementingkan teman barunya disbanding dirimu yang berstatus sahabat sejak kecil.
"oke" balasnya singkat.
"janji ya?" kamu memastikan ucapan Gempa dan berharap Gempa tidak mengingkarinya.
"baiklah aku janji, tapi jangan ngambek lagi ya!" ucap Gempa sambil menepuk kepalamu pelan. Lalu kamu mengembangkan dibibirmu, dan membuat Gempa ikut tersenyum
Sepulang sekolah, kamu menunggu Gempa di lobby sekolah karena hari ini Gempa mendapat giliran piket. Kamu menunggu dengan sabar, dan nampaknya beberapa titik salju mulai turun dan membuat suhu menjadi lebih dingin. Kamu pun memeluk dirimu sendiri seraya mencoba untuk menghangatkan dirimu sendiri.
Sudah lima belas menit kamu berdiri sendirian di lobby sekolah untuk menunggu Gempa, ditambah lagi hawa dingin yang menusuk kulitmu. Kamu pun memutuskan untuk kembali ke kelas dan mengecek keadaan Gempa. Dan kamu berharap Gempa mengingat ucapannya tadi pagi.
Namun saat sesampainya di kelas, kamu tidak menemukan siapapun di kelas. Kamu pun bingung, kemana perginya Gempa padahal sejak tadi ia tidak melewati lobby sekolah. Mungkinkah dia menghindarimu dan pergi lewat pintung belakang sekolah? Tapi Gempa bukanlah sahabat yang seperti itu, ia pasti akan berusaha menepati janjinya.
Ditengah kebingungan, kamu melihat satu ruang kelas yang terdengar sorak sorai dari beberapa murid. Kamu pun mencoba melihat ke dalam ruang kelas itu tanpa membuka pintunya. Kelas ini adalah kelas Yaya, teman baru Gempa. Dan yang kamu lihat adalah Gempa beserta teman teman barunya tengah merayakan ulang tahun Halilintar, orang yang baru baru ini dekat dengan Gempa.
Karena kesal, kamu langsung saja pergi meninggalkan sekolah. Walaupun diluar salju turun cukup lebat kamu tetap memaksakan dirimuuntuk pergi dari sana. Dadamu terasa sesak, kamu menangis di tengah perjalanan. Terjebak friendzone bukanlah masalahnya, tapi masalahnya adalah Gempa yang kini lebih nyaman dengan teman teman barunya. Kamu sudah tidak bisa membendungnya lagi, rasanya melihat orang yang kau sukai yang menganggapmu sahabat terbaiknya malah lebih memilih untuk bersenang senang dengan mereka daripada mengantarmu pulang.
Padahal sejak awal mengajak Gempa pulang bersama, kamu sudah memutuskan untuk menyatakan perasaanmu bahkan kau sudah jauh jauh hari mempersiapkan mental jika ditolak. Namun kini semuanya sia sia! Bahkan berbicara dengannya rasanya sangat memuakkan!
PLUK!
Seseorang memakaikan jaket tebal ke tubuhmu yang ternyata sudah mengigil karena kedinginan. Kamu pun menoleh ke arah sumber jaket itu muncul, dan Gempa lah yang muncul.
"kau bilang mau pulang bersama, tapi malah pergi duluan" ucap Gempa.
"kenapa kau kesini..? untuk apa kau kesini hah!?" bentakmu sambil melemparkan jaket yang tadinya Gempa pakaikan di tubuhmu. Kau biarkan tubuhmu kembali menerima dinginnya udara saat itu.
"he-hey, kau kenapa? Kenapa kau menangis?" Gempa terlihat khawatir saat melihat wajahmu yang merah dan basah itu. Ia pun berjalan mendekatimu dan mencoba untuk menyentuh pipimu, namun kamu segera menepis tangan Gempa.
"untuk apa kau kemari? Bukankah menyenangkan jika bersama mereka?" kau sudah tidak bisa membendung amarahmu kini.
"hey tenanglah, aku hanya merayakan ulang tahun Halilintar sebentar. Lagipula, kenapa belakangan ini kau terlalu sering cemburu?" Gempa terlihat curiga karena memang sifatmu belakangan ini lebih sensitive.
"kau ingin tau alasannya..? aku itu mencintaimu! Jadi wajar saja kan kalau aku cemburu?" aku berteriak padanya, membentaknya. Dan ia hanya diam, tak membalas.
"sekarang kau sudah tau kan perasaanku? Kau sudah puas kan!? Dan besok kau akan menjauhiku dan beberapa hari kemudian kau dan Yaya akan—" belum sempatkau menyelesaikan kalimatmu, Gempa sudah menarik tubuh mungilmu kedalam pelukannya yang hangat.
"aku juga" balasnya singkat. Kau hanya bisamembulatkan matamu, seakan tak percaya dengan perkataan yang baru saja Gempa ucapkan.
"maaf selama ini aku kurang peka terhadap sikapmu, namun asal kau tau saja.. aku sangat mencintaimu" sambung Gempa sambil melonggarkan pelukannya.
"eh? Kenapa.. kau lepaskan?" tanyamu.
"ini alasannya.." balas Gempa kemudian
CUP!
-End-
Akechan sering pake latar hujan yah? :v
Karena menurut Akechan, hujan itu romantic :'v
And btw, kali ini genre sad-nya gak dapet lagieh minna-san! :'D
Gomen!
Akechan tak pandai buat adegan syedih :'3
O

YOU ARE READING
Boboiboy Character(s) x Reader
Random[VERY SLOW UPDATE] Kisah one-shot kalian dengan mereka. Mereka? Iya mereka yang akan memberikan kasih sayang padamu dengan cara mereka masing-masing. -Narake