Lenno memasuki ruangan kamar pengantin miliknya dan wanita yang baru saja menyandang status istri keduanya. Hati dan pikirannya berkecamuk. Dia melihat seorang wanita cantik duduk di depan meja rias tengah membersihkan sisa - sia make up yang menempel. Dia sudah mengganti kebayanya dengan baju tipis yang sangat menggoda iman. Berbeda dengan istri pertamanya yang tidur memakai baju tebal. Lenno menghela napas dan duduk di tepi ranjang
"Sayang" panggil Anaz manja, Lenno menatap kearah wanita itu dengan malas. Entah mengapa, walaupun pakaian dan Anaz sangat menggoda iman, tapi dia sama sekali tak merasa bergairah. Anaz bangkit berjalan perlahan kearah Lenno. Paha mulus dan belahan dada milik Anaz terekspose sempurna, membuat pria normal mana pun akan bergairah melihat wanita cantik di depannya.
Anaz duduk di sebelah Lenno meletakkan jemari halus dan lentik miliknya di atas paha Lenno. Dia tersenyum menggoda namun tatapan Lenno datar.
"Ini malam pertama kita sayang" ujar Anaz yang membuka satu per satu kancing kemeja milik Lenno. Lenno menahan tangan Anaz saat akan membuka kancing berikutnya matanya menatap tajam mata Anaz
"Kenapa sayang? Kau tidak mau melakukan itu lagi denganku?" ujar Anaz dengan suara mendesah tertahan.
"Tidak! Tidak ada malam pertama diantara kita!!" tegas Lenno
Anaz mengerutkan keningnya "apa??" tanyanya kaget
"Kau tuli? Kita tidak akan melakukan malam pertama!! Sebaiknya kau tidur!!" ujar Lenno dengan nada dingin penuh perintah
"Tapi.. Bagaimana aku akan hamil jika kau tidak mau menyentuhku??"
"Jika Sherin tidak hamil, maka kau pun tidak akan hamil!! Aku akan membuatmu pergi dari rumah dan hidupku sesegera mungkin!!!" ujar Lenno membuat Anaz terlonjak kaget dengan penuturan suaminya
"Kau tidak menyentuhku jelas aku tak akan hamil"
"Siapa yang akan percaya bahwa aku sama sekali tak menyentuhmu? Kau saja sudah tak perawan lagi!! Aku telah merenggut keperawananmu itu, ingat? Orang - orang akan memiliki pikiran yang sama seperti mereka berpikir tentang Sherina, sama - sama Mandul!!" ujar Lenno dengan sedikit tertawa mengejek
Anaz menghela napasnya sejenak lalu menatap Lenno "Baiklah, jika kau tak mau menyentuhku! Aku tak masalah! Kau ingin mengusirku? Malam ini juga aku akan pergi dari sini! Begitu banyak rasa sakit yang telah kau torehkan di hatiku Lenno, begitu banyak kekecewaan yang kau berikan!!* Anaz bangkit lalu melepas pakaian tipisnya hingga telanjang bulat di hadapan Lenno. Lenno menatap tanpa kedip tubuh polos Anaz, dia berjalan tanpa rasa malu menuju lemari mengambil baju dan celana yang akan di gunakan
Anaz sengaja membungkukkan badannya mencoba mencari celana pendeknya, dia menunggung di hadapan Lenno. Biar bagaimanapun Lenno adalah laki - laki normal. Tapi rasa gengsi dan penolakan terus menghalangi nafsu bejatnya.
Anaz berjalan mendekati Lenno dengan berpakaian santai dan merebahkan dirinya di sebelah Lenno. Mencoba menutup matanya. Anaz bukannya tak sadar Lenno terus menatapnya tanpa kedip.
"Anaz dengarlah, aku tidak akan pernah bisa mencintaimu! Aku hanya mencintai Sherina. Dia adalah istriku satu - satunya" ujar Lenno. Anaz diam mendengarkan apa yang dikatakan Lenno. Posisi tidurnya membelakangi Lenno. Dia berpura - pura untuk tidur. Tapi hatinya sakit mendengar apa yang diucapkan oleh Lenno
"Jika semua orang berharap kau hamil anakku, maka aku adalah satu - satunya orang yang akan menolak anak yang kau kandung, buka - bukan kau tak akan hamil anakku, karena aku tak akan sudi menyentuhmu!!" ujar Lenno. Anaz meneteskan air matanya dalam diam. Dia tak menyahuti semua ucapan oleh Lenno, diam dirasa lebih baik. Butuh banyak waktu untuk bisa memenangkan hati Lenno. Bukan dengan membalasnya dengan emosi. Sabar dan sabarlah
"Aku jijik jika harus menyentuhmu Syahnaz Syafira!" ujar Lenno membuat mata Syahnaz yang berurai air mata terbuka. Dadanya sakit. Apa dosanya sampai begitu bencinya Lenno padanya?
"Kau merusak rumah tanggaku dengan Sherina, kau menjadi tembok penghalang aku dan Sherina! Kau seperti wanita murahan yang selalu mengejR - ngejar aku, dari dulu, aku telah menolakmu ribuan kali tapi kau seperti seekor badak! Tak punya rasa malu!!" ujar Lenno tak berperasaan.
Anaz masih diam dalam posisinya, air mata seperti aliran air sungai yang mengalir begitu derasnya. Ini malam pertamanya dengan Lenno laki - laki yang begitu dipuja dan dicintainya, malah bersikap kasar dengannya. Harusnya mereka saling memadu kasih malam ini, saling sahut menyahuti desahan - desahan eksotiknya. Namun? Ini malam pertama yang amat menyakitkan untuknya.
Lenno bangkit dari ranjang dan pergi menuju kamar mandi di dalam ruangan. Anaz mengusap air matanya lalu bangkit keluar dari kamar.
"Aku tak ingin memiliki hatimu lagi, tapi aku ingin memiliki buah hati darimu!" batin Anaz.
Anaz keluar menuju dapur keluarga Adhirajasa, suasana gelap karena semua penghuni sudah tertidur lelap. Anaz mengambil gelas dan menuangkan orange juice dingin di dalam gelas itu.
Perlahan Anaz mengambil serbuk obat dari dalam saku celananya. Dia sudah mempersiapkan ini ssehari sebelum acara pernikahannya dengan Lenno, dia sudah menduga sebelumnya bahwa Lenno akan menolaknya. Tapi bukan Anaz namanya jika tidak selangkah lebih maju daripada musuhnya!
Anaz menuangkan serbuk itu kedalam minuman dingin itu lalu membawanya kembali ke dalam kamarnya dan Lenno. Lenno masih asik mandi. Anaz meletakkan gelas berisi minuman itu di atas nakas di sebelah tempat tidur Lenno.
Lenno keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan handuk yang dililitkan dipinggangnya, Anaz mendelik menatap tubuh atletis sang suami. Malam ini dia akan menikmati itu semua.
Lenno duduk melirik kearah Anaz sekilas "Kenapa kau memandangiku seperti itu?" Anaz tersenyum dan menggeleng
Lenno menatap gelas berisi orange juice diatas nakas, mengingat - ingat sebelum mandi tadi tidak ada minuman segar itu. Tapi dia tidak ingin membuang waktunya untuk berpikir dan memilih menenggak habis orange juice itu. Anaz yang melihatnya hanya tersenyum penuh makna.
Lihat reaksinya di part berikutnya batin Anaz
Tbc
Malam pertama ya judulnya? Kok ga hot thor?? Part berikutnya hot kok panas sepanas provinsi Bali. Ini kan malam pertama juga? Tapi nyakitin ya? Awal pagi buat baper malam juga tak buat baper

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua (END) 21+
Romance__Sherina Adiba Pratiwi__ Aku mencintai suamiku tapi aku juga mencintai keluarganya. aku ingin dia dan keluarganya bahagia, aku tidak ingin egois. aku yang gagal menjadi istri yang sempurna untuknya. aku mengikhlaskannya menikah kembali demi mendapa...