Mulmed bayangan Bank milik Bray ahaaayyyy >.< tinggi banget ya? Biasalah NYC gitu wkwk
***
Bray's POV
Dua jam terasa seperti di penjara. Berada di ruang meeting ini sangat terasa menyesakkan. Apalagi melihat pandangan kurang ajar mesum dari para pria berbagai direksi memandang wanitaku dengan tatapan lapar.
Tunggu, wanitaku?
Ya tentu saja, Deira sudah resmi menjadi milikku semalam. Walaupun sejatinya dia sudah menjadi wanitaku sejak lama. Tanpa aku sadari.
Argh, rasanya aku ingin sekali meninju rahang-rahang mereka sampai patah. Dasar pria hidung belang!
"Nona Deira, bisa kamu ulangi penjelasan tentang bulan Desember? Saya belum mengerti," ucap Mr. Ronald, ketua Departemen Pengelolaan Sistem Informasi itu. Alasan, bilang saja kalau kau ingin melihat body sexy milik wanitaku ini. Jangan terlalu berharap, aku tidak akan mengizinkannya.
Deira hendak berdiri lagi, tetapi aku menahan lengannya, "Duduk saja," perintahku. "Biar aku saja yang mengatasi ini," ucapku sangat pelan tetapi beruntungnya Deira bisa mendengar. Gadis cantik itu mengangguk patuh dan kembali duduk ditempatnya semula.
Aku menatap Mr. Ronald tajam, "Bukankah tadi Nona Deira sudah menjelaskannya lebih dari satu kali, Mr. Ronald? Apakah anda belum juga mengerti?" tanyaku tanpa berniat menutupi nada intimidasiku di dalamnya.
Pria paruh baya itu langsung menundukkan wajahnya, dia tidak berani menatap mataku. Sedangkan Deira malah menatapku dengan rasa bersalah.
"Saya rasa rapat hari ini sudah selesai. Nona Deira, bisakah kamu menunggu di ruangan saya? Saya masih ada urusan," ucapku formal yang langsung dituruti olehnya. Deira pun hengkang dari ruangan ini setelah mengucapkan permisi kepada seluruh dewan direksi.
Aku kembali menggoyangkan kursiku menjadi ke depan dan menatap satu per satu orang di ruangan ini.
"Well, sepertinya kalian sudah tahu hubungan saya dan Deira." ujarku sambil menaikkan satu alisku ke atas.
"Saya hanya ingin memperingatkan, kalau kalian macam-macam padanya seperti tatapan lapar kalian tadi, siapapun itu akan langsung berurusan denganku."
****
Deira's POV
Dua jam di dalam sana membuatku merinding. Sesak dan bikin pusing. Bukannya aku tidak tahu kalau para petinggi kantor itu selalu curi-curi pandangan padaku. Apalagi tatapan mereka seakan ingin mengajakku ke tempat tidur. Mesum!! Untung saja Bray menyuruhku enyah dari ruangan neraka itu secepatnya. Kalau tidak, aku bisa pingsan. Pingsan di pelukan Bray. Ahaaaayyy.
Aku sedang berada di dalam lift menuju ruangan Bray di lantai paling atas kantor pencakar langit ini. Heran juga padahal ini kan hanya Bank, kok bisa setinggi ini sih. Untuk apa coba? Mentang-mentang Bank central.
Setelah tiba di lantai paling atas, aku pun segera melangkahkan kaki menuju ruangan orang nomor 1 di kantor ini. Pemilik sah dari Bank termaju di NYC sekaligus kekasihku, Bray. Hehehe..
"Maaf Miss. Anda mau kemana?" tanya seorang wanita menghadang tubuhku sebelum aku masuk ke dalam ruangan Bray. Ahh, dia pasti sekretarisnya.
Wanita ini cantik, berpakaian sangat rapi dengan kacamata yang bertengger di atas hidungnya. Rambut coklat tuanya itu digulung ke atas, terlihat sangat elegan. Tingginya lebih tinggi sedikit dariku, langsing lagi. Huh, aku sedikit iri. Wanita ini terlihat sangat dewasa. Apa Bray sengaja menjadikan sekretarisnya karena dia cantik??
Aku jadi badmood. Entah kenapa. Apa ini yang dinamakan cemburu? Huh, aku baru tahu kalau rasanya sangat sakit.
"Aku eh saya di suruh Bray eh Direktur ke ruangannya," kataku gagu. Wanita itu melihatku dengan tatapan menyelidiknya yang kurespon dengan kerutan di dahiku. Apa ada yang aneh?

YOU ARE READING
Forever Love (DEIRA D. FRANKLIN)
VampireSeries #3 Fantasi Forever Love [Baca dulu cerita Mine] Hallo, namaku Deira D. Franklin atau lebih panjangnya Deira Daniel Franklin, ngomong-ngomong inisial D itu adalah Daniel, nama kakek-ku. Aku anak ketiga dari pasangan termanis dan terlebay sep...