CHAPTER 10
"Lebih miring ke kanan" ucap Ali mengarahkan Pingkan yang sedang berpose sebagai model pakaian.
Ali bisa melihat wajahnya yang sedang tidak mood, tetapi Pingkan sangat profesional, ia selalu bisa tetap fokus pada tanggung jawabnya, itulah yang membuat Ali selalu kagum padanya.
"Oke..cukup" ucapnya mengakhiri sesi sore itu.
Pingkan membuka sepatu dan aksesoris yang ia kenakan dengan membantingnya ke meja rias dan lantai.
Ali hanya memandangnya dengan diam sambil merapikan kameranya.
Pingkan masuk ke kamar ganti dengan membanting pintu.Ali bersandar ke meja kerjanya, ia memegangi kepalanya yang tidak pusing, hanya saja pikirannya kalut.
Ia sangat merasa bersalah pada Pingkan, karena telah mengkhianatinya dengan saudara kembarnya sendiri. Bagaimanapun juga, Pingkan adalah wanita yang selama ini ia cintai.Ali menghela nafasnya berat, ia berniat minta maaf dan tak akan mengulanginya lagi.
Pingkan keluar dari kamar ganti, ia merapikan barang-barangnya tanpa mempedulikan Ali yang terus menatapnya lirih.
Ali berjalan menghampirinya.
"Pingkan...aku mau bicara"
Pingkan tak menjawab.
"Aku mau minta maaf, kalau sikapku kemarin ke Pingky bikin kamu marah"
Ia masih tak merespon, dan kali ini ia bergegas keluar dari kamar appartement Ali.
"Pingkann..Pingkan..Tunggu"
Ali mengejarnya hingga keluar, dan berhasil menarik tangan Pingkan agar gadis itu berhenti."Aku lebih suka liat kamu marah-marah atau pukul aku daripada kamu cuma diem kaya gini, aku tau aku salah, dan aku janji, aku ga akan kaya gitu lagi, please"
"Lo tuh gampang banget ya ngomong kaya gitu, terserah lo mau ngelakuin apapun, gue udah ga peduli, gue udah ga percaya lagi sama kata-kata lo, dan asal lo tau, gue udah biasa di nomor duakan dari Pingky" ucapnya geram lalu hendak beranjak lagi namun Ali tetap mencegahnya.
"Pingkan, aku ga ada maksud kaya gitu, ga mungkin aku tega biarin Pingky pulang sendirian malem-malem, aku laki-laki"
"Itulah kenapa gue benci Pingky, dia selalu bisa dapetin perhatiannya orang-orang dengan keluguannya yang menyebalkan itu, dan terima kasih karena lo membuat gue semakin benci sama dia"
"Pingkan, kamu ga perlu nyalahin Pingky, dia ga salah apa-apa, bukan kemauannya dia untuk berwatak seperti itu, dan kemarin dia sengaja datang cuma buat minta maaf ke kamu, minta maaf atas kesalahan yang sama sekali dia ga ngerti"
"Terus aja bela Pingky..."
"Aku ga bela, aku cuma mau kamu buka mata kamu"
"Udah cukup ya Li, gue cape, gue mau pergi jauh aja, ke tempat di mana gue ga bisa ketemu sama Pingky"
"Pingkan..Apa harus sampe segitunya?dia adik kamu, pikirkan juga perasaan mami kamu"
"Ga ada yang peduli sama gue, ga ada yang peduli gimana perasaan gue""Ga gitu, aku peduli, sangat peduli, Pingky apalagi, dia selalu mengkhawatirkan kamu, mikirin kamu"
"Ali stopppp...jangan pernah sebut nama Pingky lagi, gue muakkk, gue ga mau jadi saudara kembarnya" ucap Pingkan menutup kupingnya kesal.
"Pingkann...Please, aku mohon kamu jangan marah lagi, aku janji, aku akan nurutin semua mau kamu, kamu mau aku jauhin Pingky, oke, atau kamu mau aku ga nanggepin Pingky, oke, aku akan lakukan, tapi please, aku mohon kamu jangan pernah pergi, aku cinta sama kamu, aku minta maaf, aku salah" ucap Ali memohon pada Pingkan.

YOU ARE READING
My Arrogant Twin
FanfictionTerlahir sebagai anak kembar bukanlah hal yg diinginkan Pingkan, gadis cantik, pintar, modis, dan juga populer. Cita-citanya menjadi seorang model dan juga hobbynya yg sering clubbing membuatnya sangat membenci saudara kembarnya sendiri Pingky, gadi...