#3 - Aryan Malik, The Boss

93.9K 12.1K 1.8K
                                    


"EXCUSE ME ARYAN MALIK!"


Cowok tinggi yang melenggang santai di koridor sekolah itu hampir saja terpleset sangking kagetnya. Untung tidak jadi. Bisa hancur lebur image cool yang ia bangun susah payah ini.

Tiga orang di belakangnya juga terkejut, refleks menoleh dan berhenti. Ingin kabur, tapi sudah kepalang tanggung. Sementara Aryan, satu-satunya nama yang disebut, melengos pelan menyeruak di antara mereka bertiga dan maju terdepan menghadapi Miss Jessie yang melangkah mendekat dengan langkah cepat.

"INI APA? INI APA? INI APAAAA???" amuk Miss Jessie dengan suara menggelegarnya itu, menunjuk baju seragam Aryan yang berantakan keluar dari celana abu-abunya.

Aryan termundur, merapatkan bibir berusaha tak menyahuti.

Miss Jessie ingin melanjutkan, tapi matanya teralih pada tiga pemuda di belakang Aryan. "MARTEN KENANDRAAAAA."

Cowok kurus itu merutuk, refleks mengalihkan wajah dan mengumpat tanpa suara kenapa dia juga kena.

"MANA YOUR DASI????"

Marten merutuk kecil. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Terbang tadi di jalan, Miss," katanya ngeles.

Miss Jessie menoleh pada cowok di sebelah Marten yang tak bisa menahan kekehan geli mendengar celetukan temannya itu. "KAZUHIKO!" panggil Miss Jessie membuat Yuta hampir saja mengumpat sangking kagetnya.

Miss Jessie maju, lalu menarik ujung rambut Yuta membuat Yuta merintih, sementara tiga temannya mengulum bibir berusaha menahan untuk tidak menertawai penderitaannya pagi ini.

"SUDAH I SAID KALAU MAU GONDRONG YOU JADI INDIE ARTIST SAJA!" kata Miss Jessie dengan suara menggelegar itu.

"Miss, yaampun sudah I said juga rambut saya emang gini Miss. Cepet tumbuh kayak perasaan cinta ke Miss Jessie di pandangan pertama," kata Yuta mencoba membela diri.

Miss Jessie melotot, tapi ia menoleh pada cowok terakhir. Yang segera menegakkan tubuh dengan sikap sempurna, seakan siap. Miss Jessie melepaskan Yuta, mengernyitkan kening.

"Ibrahim? What are you doing here?" tanya Miss Jessie dengan suara memelan dratis membuat Aryan, Marten, juga Yuta mendelik memerotes.

Cowok bernama Ibrahim itu tersenyum manis, memperlihatkan lesung pipinya. "Tadi nggak sengaja ketemu, Miss. Jadi barengan ke kelas."

"Boong, Miss," serobot Marten segera, "tadi dia yang bikin dasi saya terbang."

"Tadi malah Alvine ngajakin keluar Miss, katanya nggak usah ke kelas pagi ini," kata Yuta mengompori.

Ibrahim Alvine, nama lengkap cowok berlesung pipi itu, melotot pada Yuta. Tapi segera menguasai ekspresi ke depan Miss Jessie. "Nggak, Miss. Baim diem."

Marten hampir saja mengumpat kasar mendengar nada manis itu. Dan, apa tadi? Baim?

Aryan berdehem, mencoba bersuara. "Miss, udah mau bel. Kita harus masuk kelas, mau belajar," katanya dengan suara berat itu.

"Ah, iya. Matematik nih, Miss. Pelajaran kesukaan saya," kata Yuta dengan nada semangat.

Marten merapatkan bibir, berusaha tak menyahuti. Tapi cowok di sebelahnya yang tak tahan menyahut refleks.

"Pelajaran pertama Sosio," kata Alvine membenarkan, membuat Yuta hampir saja spontan ingin menendangnya saat ini juga.

Miss Jessie melengos kasar, "Rapikan your uniform!" katanya tegas menunjuk seragam Aryan yang berantakan.

Woman On TopWhere stories live. Discover now