Seventeen Cafe (1)

518 48 4
                                    

Tema cerita ini terinspirasi dari teman saya yg berinisial 'RC'.

Kebetulan saya suka dengan temanya, jadi saya juga menggunakannya. Hanya tema saja yang sama. Konsep dan alurnya tetap sesuai dengan pemikiran saya.

Semoga kalian dan teman saya 'RC' ini menyukainya. Happy reading ^^

***

Di pagi yang teduh ini, aku sudah berada di terminal. Matahari terus memandangiku dari balik awan yang menutupinya.

Ku lirik jam dilayar ponselku. Sudah 15 menit Seela terlambat. Padahal dia yang mengajakku ke cafe untuk belajar bersama.

Drrtt..

Ponselku bergetar. Petanda ada sebuah pesan masuk.

From : Seela
[Y/N]-ya/ah~ ><
Kau pergi duluan saja ke cafe yang ku beritahu. Aku akan share location untukmu karena aku akan sangat terlambat. Jadi daripada kau menunggu di terminal sendirian, lebih baik ke sana. Pasti ada yang menemanimu :p Aku akan segera ke sana. Tunggu aku 😉

Aku menghela nafas. Aku pun beranjak dari kursi terminal dan berjalan mengikuti lokasi yang diberikan Seela.

Kenapa berjalan ? Karena ternyata lokasi cafe itu tak jauh dari terminal tempatku menunggu tadi.

"Apa ini ??" Gumamku mengamati cafe yang berwarna sangat soft dan mencolok itu. Kalau tidak salah nama warna ini Rose Quartz dan Serenity.

Aku berjalan mendekati cafe berwarna manis itu. Cafe yang bernama Seventeen. Entah apa maksud pendiri bangunan ini menamainya begitu. Tapi saat aku ingin membuka pintu, pintu tersebut sudah dibukakan seseorang dan menampilkan 3 orang pelayan.

"Selamat siang. Selamat datang di Seventeen Cafe." Sambut ramah dari pelayan paling depan.

Aku membalasnya dengan senyuman sambil mengedarkan pandangan mencari tempat kosong yang nyaman. "Ingin duduk di mana ?" Tanya si pelayan tadi.

"Di sana saja." Tunjukku berjalan duluan menuju meja 2 kursi dekat jendela.

Pelayan itu terus mengikutiku sampai menuju kursi dan menarikkanku kursi itu untuk ku duduki layaknya putri bangsawan.

"Silahkan dilihat menunya !" Dia memberikan menu yang dibawanya tadi.

Aku sungguh tidak nyaman dengan ini. Dia terus memperhatikan gerak gerikku seakan aku ini tahanan penjara. Mungkin terlalu berlebihan. Dia memang memperhatikanku tapi dengan senyuman dan tatapan yang ramah.

"Pesan 1 choco milk shake saja." Aku menutup buku menu itu dan mengembalikannya lagi kepada si pelayan. Ku lirik sebentar name tag yang dipakainya. Hoshi.

"Hanya itu ?" Tanyanya lagi.

"Itu saja dulu."

"Baiklah. Dengan nona siapa ?"

"[Y/N] ?!" Dia lalu menuliskan sesuatu dibalik menu yang ku kembalikan tadi.

"Silahkan menunggu pesanan anda." Katanya sambil menempelkan note di papan yang terletak di mejaku. Aku tersenyum dan dia pun pergi meninggalkanku.

Mataku langsung bergerak untuk membaca note yang ditempelnya tadi.

'Semoga kunjungan pertamamu menyenangkan. Nona [Y/N].

Prince Hoshi.'

Aku terkekeh membaca julukan yang dia buat beserta gambar hamster sipit yang mirip dengan matanya di note itu. Dia bahkan tau jika aku pengunjung baru di sini.

Imagine With SeventeenWhere stories live. Discover now