02. Dia

900 83 14
                                    

Sejak awal Shingeki no Kyojin milik Hajime Isayama
Ini hasil imajinasi yang tertuang dalam tulisan
Levi×Mikasa×Jean
.

.

.

.

.

.

.

Sebuah apartemen di pinggiran kota Tokyo menjadi pilihan Eren untuk membawa Mikasa mengistirahatkan tubuh sejenak

Sejak tiba disini, Mikasa tidak mau duduk diam dan bertindak malas-malasan, dia sengaja pergi ke dapur untuk memastikan bahwa ada makanan yang entah itu di masak atau di pesan kakaknya. Rasanya aneh sekali melihat dapur apartemen kakaknya terlihat rapi dan bersih.

"Eren_" Panggil Mikasa dari arah dapur.

"Ada apa?" Eren sedang bermalas-malas di sofa blerudru coklatnya.

"Jadi ini tempatmu untuk bersembunyi dari ayah"

Mikasa sempat kagum dengan apartemen milik kakaknya.
Design interior yang minimalis dan sangat modern. Mikasa sempat berpikir dari mana Eren mendapatkan uang untuk membeli apartemen ini. Saat ini dia tahu betul keuangan keluarga tidak seperti dulu lagi.

"Dari mana kau mendapat uang untuk membeli apartemen disini? Kau tidak mencuri uang dari rekening ayahkan?" Mikasa berbicara lagi dari arah dapur sambil meracik secangkir kopi untuk dirinya.

"Kau berpikir sejauh itu? Ini hasil jerih payahku selama bekerja menjadi direktur perusahaan" Jawab Eren jengkel.

Mikasa membuka lemari es, sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa di olahnya menjadi makanan

"Bagaimana caramu bisa bertahan hidup disini? Sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa di makan"

Mikasa begitu heran dengan kakaknya, yang tidak memperhatikan pola makan dengan benar saat pergi meninggalkan rumah.
Eren tersenyum senang, sejak dulu Mikasa selalu mengkhawatirkan dirinya. Padahal dia yang selalu dibuat khawatir olehnya.

"Aku bersyukur masih memiliki tetangga yang baik, yang mau memberiku makanan setiap hari"

Eren masih memposisikan tubuh terlentang dengan menatap langit-langit apartemen mewahya.

"Siapa?"

Tanya Mikasa dari balik dapur dan membawa secangkir kopi dari sana, berjalan ke arah sofa dekat Eren.

"Jean, Dia yang mengurus makananku setiap hari selama aku tinggal disini"

Mikasa kaget, jadi Jean juga ditinggal di satu gedung dengan kakaknya.
Mikasa hanya diam, menyinggung nama Jean merupakan hal yang sangat sensitif untuk saat ini.

"Eren soal idemu itu aku rasa itu ide yang sangat buruk"

Mikasa sudah tidak bisa membendung pendapatnya mengenai ide Eren yang memaksa dirinya dan juga Jean untuk menikah. Ini bukan perkara bagaimana menyelamatkan dirinya dari acara perjodohan. Tapi soal ayah dan juga Jean tentunya.

"Ini bukan ide yang buruk, aku sudah memikirkanya selama aku pergi dari rumah" Jelas Eren, seakan menampik kekhawatiran adiknya.

"Bagaimana soal ayah? Apa kau tega melihat ayah memikul beban seberat itu? Aku tidak bisa"

You and MeWhere stories live. Discover now