(C) Quality Time With Keysha

554 71 4
                                        

Aku gak tahu udah kunjungan keberapa kalinya aku ikut ke rumah kakak kamu, Gi. Setiap kamu ngajak aku ke rumah kakak kamu, jarang banget aku nolak ya? Sampe aku sadar adiknya Keysha malah sekarang udah bisa jalan meskipun masih harus dipegang, dan Keysha udah masuk Taman kanak-kanan. Berarti kita pacaran udah lama ya? Udah gausah diitung, nanti dikira sombong kita bisa selama ini.

Tapi kunjungan terakhir kemarin ini yang bikin aku kepikiran terus, tentang ucapan dari bibir Ayahnya Keysha; Yang bikin aku pengen cepet-cepet halal-in kamu. Katanya,

"Hidup itu belum indah kalau belum nikah. Makin indah lagi, Semenjak dokter kasih tau kalau istri saya hamil, saya jadi makin semangat kerja. Kayak saya punya tambahan semangat hidup lagi aja gitu. Sampai dimana istri saya yang ngidamnya gamau lihat wajah saya semaleman dan akhirnya saya harus tidur diruang tv ini, padahal saya pengen usap perut istri saya yang bulat lucu. Pokoknya liat cewek yang kita hamilin tuh ada rasa senang tersendiri, kamu pasti rasain nanti."

Jujur, aku terbawa suasana sampai aku malah tanya hal-hal yang kayaknya masih jauh bakal aku alamin. Tapi ga apa-apa, itu bisa jadi pengetahuan dasar setelah menikah kan?

Sampai pada akhirnya perbincangan itu berakhir karena kamu samperin aku dan bilang pengen ke Jatos sama Keysha. Keysha yang mendengar ucapan kamu langsung narik-narik tangan aku buat cepat berdiri dan segera pergi. Aku ga ngerti padahal disitu ada ayahnya, tapi kenapa Keysha gak segan narik tangan aku ya, Gi? Dan setelah mendapat izin untuk membawa Keysha, aku, kamu, dan Keysha pun pamit untuk pergi dan berucap jika kita akan mengembalikan Keysha tepat pada waktu yang telah ditentukan ayah dan ibunya . Yaitu jam 8 malam.

Diperjalanan menuju Jatos, bibirku gak bisa diam. Kamu sampai pusing dengar suara nyanyian aku sama Keysha yang sudah berhasil menyanyikan lima lagu anak-anak dengan nada yang berbeda-beda. Tapi habis itu kamu malah video-in aku sama Keysha sambil ketawa-ketawa. Sampai Keysha mulai kelelahan dan dia meminta kamu buat kuncir rambut panjangnya. Mungkin Keysha gerah, padahal AC udah on.

Aku bersyukur ketika kamu mulai menguncir rambut Keysha, mobil aku berhenti tepat saat lampu lalu lintas berwarna merah. Aku jadi bisa melihat bagaimana kamu begitu anggunnya ketika menguncir rambut Keysha, Gi. Kamu serius banget, seperti sedang mengerjakan soal SBMPTN. Tapi aku suka, sampai ucapan dari suami kakak kamu tadi beserta rasa ingin cepat-cepat halal-in kamu itu muncul lagi di kepala aku. Dan tiba-tiba aku bilang,

"Kamu udah cocok jadi ibu dari anak-anak aku, Gi."

Setelah aku bilang itu, aku pikir kamu gak bakal nanggepin atau malah kamu nanggepinnya dengan lelucon yang sering kamu lontarin ke aku. Ternyata aku salah,

"Mangkanya cepet halal-in aku dong,"

"Tunggu tahun depan ya, Gi?"

Asal kamu tahu, kalau aku sekaya Brad Pitt malem ini juga aku nikahin kamu. Dan asal kamu tahu juga, kalau aku anak yang gak tahu diri, malam ini juga aku nikahin kamu pakai uang orang tua aku. Tapi aku bukan seperti semua itu, aku mau kaya dengan cara kerja kerasku sendiri, aku mau nikahin kamu tanpa sepeser uang dari orang tuaku, Gi. Itu cita-citaku sekarang; nikahin kamu dengan hasil keringatku sendiri.

Lalu kamu mengangguk dan tersenyum kearah aku sebagai tanda jawaban bahwa kamu akan menunggu sampai dimana aku akan menghalalkan kamu di tahun kemudian. Terima kasih Gi, dan aku minta maaf (lagi) atas kejadian sebelum-sebelumnya yang bikin kamu kecewa sama apa yang aku lakuin ke kamu, but now, everything already ok.

--

"Om, tangkap Kekey yaa jangan ngelamun!"

Keysha teriak kearahku yang sudah siap menangkapnya ketika meluncur dari perosotan Mandi Bola itu, dan Keysha dengan sempurna berhasil meluncur dan sampai kepelukkanku. Terpancar rona bahagia dari wajah Keysha saat itu, dan ketika aku melihat kearah kamu yang berada diatas siap meluncur kearahku dengan teriakan memanggil nama Keysha. Aku yang seharusnya cepat pergi menghindar dan mengamankan diri dan juga Keysha yang masih dalam pelukanku. Dengan cepat.....

'Bugggg....'

Kamu malah meluk aku, alhasil badan Keysha jadi terdorong dan jidatnya kepentok gigiku karena ekspresi yang aku keluarkan sama seperti kamu; teriak dengan mulut yang mengeluarkan suara huruf A yang panjang. Sesaat aku dan kamu tertawa terbahak-bahak, aku pikir Keysha juga ikut tertawa, ternyata dia bukan tertawa tapi menangis. Aku refleks langsung berdiri dengan tetap Keysha di pangkuanku, dan membantu kamu juga untuk berdiri.

Karena tangisan Keysha tak kunjung berhenti, akhirnya aku membawanya keluar dari arena mandi bola itu. Aku lupa kalau kamu masih didalam yang kini sedang menatap tajam kearah aku yang sedang berdiri diluar arena, kamu bete Gi. Dengan cepat kamu juga langsung menghampiri aku dan meminta maaf kepada Keysha, sampai membujuknya dengan iming-iming akan memberikannya ice cream McD.

Setelah istirahat di McD kamu gak bicara apa-apa sama aku, kamu sibuk suapin dan bersihin mulut Keysha yang belepotan karna makan ice cream. Abis itu kamu sibuk main handphone, kamu lupa didepan kamu ada aku, atau kamu pura-pura lupa? Tapi aku ngerti maksud kamu tiba-tiba diemin aku kayak gini apa.

"Baru aja tadi dibilang cocok jadi ibu dari anak-anakku, masa liat aku berentiin nangisnya Keysha keluar kamu jadi bete? "

"Ih kamu bilang gitu aku jadi tambah bete tau gak? Ayok ah pulang!"

Hahahaha. Kamu lucu kalau lagi bete gitu, pipi kamu makin chubby, gemes minta digit banget. Akhirnya kita pulang menuju parkiran mobil dengan pundak kamu yang aku rangkul tanpa penolakan sedikitpun dan Keysha yang kamu pegang tangan kanannya. Lucu kalau foto candid dari belakang, sayangnya gak ada yang fotoin.

Perjalanan pulang malam itu terasa begitu lama karena hujan turun dan menyebabkan macet dibeberapa ruas jalan yang aku lewati. Dan didalam mobil hanya terdengar musik dengan volume yang rendah, karena ternyata kamu ikut tertidur juga setelah Keysha yang tidur duluan dipangkuan kamu. Moment seperti ini adalah moment yang tidak boleh terlewatkan begitu saja untuk diabadikan, maka aku ambil beberapa foto ketika kamu tidur dengan Keysha yang kamu peluk.

"Aduh aku ketiduran, bukannya bangunin,"

Kamu tiba-tiba bangun, aku kaget karena sedang senyum-senyum sendiri melihat hasil yang tadi aku foto di handphoneku.

"Gapapa, tidur lagi aja yang," kataku sambil mengacak-ngacak puncak rambut kepala kamu dan menyimpan kembali handphoneku

Tapi kamu gak tidur lagi, kamu malah menaikkan volume audio sedikit tambah kencang, dan kamu mulai nyanyi-nyanyi buat ngilangin rasa ngantuk kamu. Aku juga jadi ikut nyanyi terus kita ngobrolin hal-hal yang gak sengaja kita lihat dijalan, kita juga ngobrolin tentang harapan hubungan aku sama kamu nanti gimana. Sampai dititik pembicaraan ini mengarah ke soal "pernikahan", aku masih ingat dengan jelas kamu yang lagi ngusap-ngusap kepalanya Keysha tiba-tiba bertanya,

"Kamu nanti mau punya anak berapa?"

Terus aku jawab,

"Aku ga mau banyak-banyak, kasih aku enam anak aja udah cukup ko,"

Kamu langsung pasang wajah kaget. Kamu bilang kalau diatas satu itu udah banyak, tapi lagi-lagi aku maksa buat punya enam anak. Lalu aku tertawa sekeras-kerasnya dan seketika ingat bahwa dimobil ada seorang anak kecil yang sedang tidur. Aku langsung saja menutup mulutku lalu aku membisikkan sesuatu ketelinga kanan kamu. Aku bilang,

"Punya anak enam, atau aku punya istri enam?"

Secepat kilat, kamupun langsung memukul-mukul badan aku dengan satu tangan karena tangan yang lainnya menopang badan Keysha. 


HomeWhere stories live. Discover now