"Lo!! Bisa nggak sih, ga buat masalah!" Bentak Evan.
"Sorry Van...gue nggak sengaja" Kataku lirih.
Aku sudah menciut melihat Evan marah seperti itu.
"Lihat apa yang lo lakuin kriting?!!"
"Gue ganti deh.."
Aku mendekat melihat apa yang pecah. Ternyata sebuah kristal berbentuk biola yang sudah terbelah menjadi dua.
"Ganti?? Gampang banget lo ngomong!! Ini.. hadiah terakhir dari bokap gue, ngerti lo!"
Hah.. mati lo Eren. Aduh gimana nih.
"Ya.. Sorry.. gue kan ga sengaja, lagian lo kan yang duluan ngelempar gue!" Aku berusaha membela diri.
"Cukup!! Keluar dari kamar gue! Kalo perlu keluar dari rumah gue! Gue udah muak baik-baik sama lo!"
Tega... Aku menangis setelah Evan mengatakan itu. Aku terdiam terpaku. Apa Evan segitu bencinya sama aku sampai tega ngusir aku. Aku sadar, aku cuma numpang.
Aku segera pergi dari kamar Evan. Sempat menabrak Mama Emy yang sepertinya mencari tau tentang keributan yang terjadi. Aku langsung masuk kamar dan menangis.
Sore hari nya aku mencegat taksi pergi kerumah Viska. Aku berencana menginap disana. Pokoknya aku nggak mau ketemu Evan. Ketika disekolah, aku hanya melengos jika bertemu Evan. Kalau bisa, aku mau pindah aja dari rumah Mama Emy. Males ketemu Evan.
Dan hari itu aku kembali menginap dirumah Viska. Pengecut emang, lari dari masalah. Tapi, bodo ah lagian Evan yang ngusir.
"Ren.. lo gapapa nih nginep di rumah ku terus?" Tanya Viska saat kami bersiap akan tidur.
"Kenapa?" Tanyaku yang sibuk mentionan sama temen-temen.
"Ya.. gue bukannya ngusir, gue sih seneng-seneng aja lo disini, tapi apa bonyok lo ga nyari?"
"Orang mereka ngijinin kok!"
"Lo ga bisa lari dari masalah Ren.. sampai kapan coba lo kayak gini?"
"Evan kan ngusir gue? Ya gue pergi lah!"
Tiba-tiba ada seseorang yang menDM aku, setelah aku buka ternyata itu dari Evan. Aku langsung bangkit dan membaca pesan itu dengan serius.
"Viska!! Evan DM gue!" Seruku sambil mengancungkan HP ku.
"Apa'an?"
"Kriting! Siap-siap lo, gue jemput lo bentar lagi!" Aku membaca pesan itu.
Viska malah cengengesan setelah aku membaca pesan itu.
"Lo di panggil kriting ha.. ha.."
"Itu nggak penting! Yang penting itu beneran gak tuh Evan jemput gue!"
"Mangkanya... sekarang punya kakak tuh pamitan, di cari kan lo sekarang"
Tiba-tiba kamar Viska ada yang menggedor.
"Viska! Buka pintunya!" Terdengar ibu Viska memanggil.
Viska segera membuka pintu.
"Ada kakak Eren dibawa Vis..!" Kata Ibu Viska.
Aku dan Viska segera lari kebawah. Dan benar saja, Evan duduk santai di ruang tamu Viska. Viska melotot, nampaknya dia masih ga percaya.

YOU ARE READING
My Boy ! My Brother !
RomanceIya.. Gue suka dia! Tapi.. Dia saudara tiri gue.. terus gue musti apa? gimana? ngapain?