Creepypasta Jepang (Horor) Japan

#55 - Sup Daging

Seorang gadis jepang bernama Aoi menikah dengan seorang pria muda bernama Sato yang sangat dicintainya. Namun, sang pria belum memiliki rumah sendiri. Mereka pun tinggal di rumah orang tua si pria. Ibu mertua si gadis orang yang ramah, dia selalu memperlakukan Aoi dengan baik layaknya anak sendiri. Berbanding terbalik, ayah mertuanya adalah sosok yang kejam dan sering berlaku kasar pada Aoi.

Ayah mertua Aoi begitu keras kepala dan egois sehingga selalu menyusahkan setiap orang yang tinggal di rumah itu. Dia akhirnya menderita lumpuh dan kini harus duduk di kursi roda, hanya ibu mertuanya yang selalu melayani kebutuhan suaminya. Ayah mertuanya akan duduk di kursi dan mulai memerintah orang-orang untuk menuruti segalanya. Setiap hari, dia selalu minta istrinya untuk dibuatkan semangkuk sup daging.

Beberapa bulan kemudian, ibu mertua Aoi meninggal. Aoi pun terpaksa mengurus semua keperluan ayah mertuanya. Tak perlu waktu lama, ayah mertuanya mulai memaki Aoi yang merawatnya dan sering membandingkan sang menantu dengan mendiang istrinya. Setiap hari, saat Aoi menyajikan sup daging, dia akan mencoba sesendok dan menyemburkannya kembali tepat ke muka Aoi. Suatu hari, Sato yang melihat kejadian itu bertengkar dengan ayahnya.

"Otou-san, kenapa kau selalu begitu kasar pada Aoi?!", ujarnya setengah meninggi.

"Sato, sejak awal pernikahanmu dengannya, aku merasa dia bukan orang yang tepat untukmu."

"Tapi Otou-san, tolong hargailah dia sedikit.. Kalau kau tidak rela melakukan hal itu untuknya, maka lakukanlah untukku..", ujarnya lirih

"Suatu saat kau akan mengerti apa yang aku maksudkan, Sato."

Malam harinya, Aoi bercerita pada suaminya Sato mengenai kelakuan ayahnya padanya. Aoi hanya bisa meluapkan segala keluh dan kesah pada sang suami sambil sesekali meneteskan air mata.

"Aku sudah tidak tahan lagi diperlakukan seperti ini oleh ayahmu.. Sato.."

Sato pun menyeka air mata Aoi dan mulai menyentuh lembut wajahnya dengan kedua ibu jarinya. Kemudian mendekap erat Aoi dalam pelukannya seraya berujar,

"Aoi sayangku, aku mengerti betul perasaanmu. Tapi, aku tak bisa berbuat banyak. Kau tahu, ayahku memang orang yang emosional bahkan sejak aku masih kecil. Mungkin ayah masih belum sanggup menerima apa yang telah terjadi pada ibu dan kondisi kakinya."

"Baiklah, tapi kau harus berjanji satu hal padaku. Aku ingin kita bisa segera punya rumah sendiri, tidak harus mewah atau besar, asalkan bisa tinggal berdua denganmu sudah membuatku bahagia."

"Sayang, sebenarnya aku sudah mulai menabung sejak pernikahan kita. Mungkin tahun depan kita bisa pindah, bersabarlah sebentar lagi, oke.."

Hari-hari berlalu, Aoi harus bertahan dengan segala macam caci maki yang dilontarkan ayah mertua padanya dan perlahan mulai habis kesabaran. Suatu hari, saat dia sedang membereskan gudang, Aoi menemukan sebuah toples berisi racun tikus. Semula dia ingin bersabar, tapi saat jam makan siang hampir tiba Aoi kembali diperlakukan kasar.

Puncaknya, saat ayah mertuanya melempar mangkuk berisi sup daging ke lantai dan berteriak habis-habisan pada Aoi, "Bukan seperti itu rasa sup daging! Apa kau tidak pernah bisa melakukan sesuatu dengan benar?!" Merasa sudah tidak tahan dengan semua kelakuan ayah mertuanya. Besoknya, Aoi diam-diam mencampur racun tikus ke dalam mangkuk sup daging yang dia buat. Dengan senyuman mengembang, Aoi menyajikan sup itu pada ayah mertuanya.

Aoi menyaksikan sendiri saat ayah mertuanya mulai melahap sup itu dengan rakus, bahkan menjilati mangkuk dan sendoknya. Aoi merasa kebingungan dengan tingkah laku ayah mertua yang aneh dan tidak seperti biasanya. Aoi bergumam dalam hati, "Mungkin racun tikus itu sangat manjur, sesendok sudah cukup membuatnya gila, haha!"

Diluar dugaan, ayah mertuanya pun berujar pada Aoi, "Nah, ini baru namanya sup daging, seperti yang selalu dibuatkan istriku untukku."

Sumber: foricha.blogspot.co.id (Adaptasi dari cerita 'Ayah Mertua')

Pasti cerita awal, tengah, dan twist ending diluar dugaan biarpun udah pada pernah baca cerita serupa.

Feedback + vote kalian sangat berarti dalam menentukan seberapa menarik kisah ini.