fehmeed_

Boleh mampir ke cerita pertama saya?
          	https://www.wattpad.com/1140207971-namanya-karin
          	ditunggu komennya, akan diupdate seminggu sekali:)

ifdiiys_

Hi kak, salam kenal, mampir yuk ke lapak aku ada cerita baru lho:)
          Ditunggu kehadirannya yah kak:)
          https://www.wattpad.com/story/284642507?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=ifdiiys_&wp_originator=Yx6Kj8EvKe0DJR%2BHVbX8lxIXVaxc4JGS244NpRp8BfOJEXKevVIEoJMz30Y4UEGNDwFb3LiR5GuaOpEp1zM9P%2FHwWKEcwihp41PaOlGSyRwAgSQI8WDsYzhnbXwhXnkI
          
          
          
          "Mama mau kemana?" Tanya Athalla, membuat Karin menghentikan langkah.
          
          "Mushola, mau ngumumin kematian Uki biar buru-buru di sholatin terus di kubur, mama pengen dia cepet-cepet masuk surga dan hidup bahagia." Jelas Karin, panjang lebar membuat Athalla menggeleng cepat, tidak setuju.
          
          "Gak usah, gak usah." Tolak Athalla, bisa-bisanya mamanya mempermalukan keluarga besar Erwinata, apa kata tetangga nantinya.
          
          "Loh, Athalla, kamu gak kasihan sama Uki?"
          
          "Kalo gak buru-buru di kubur nanti Uki gak tenang." Ucap Karin.
          
          Athalla menggeleng. "Biar Athalla aja yang sholatin," kata Athalla.
          
          "Masa cuma sendiri?"
          
          "Ma, solat jenazah itu yang penting ada perwakilan, apa lagi ini kelinci, biar Athalla aja yah." Athalla memohon.
          
          "Nanti papa yang gali kuburannya," Athalla melirik papanya yang sedang bersusah payah mencerna kejadian hari ini.
          
          "I--iya, tenang ada, papa." Rohmat memukul-pukul pelan dada bidangnya.
          
          Karin mengusap sisa air matanya kasar. "Ya udah kalo gitu."
          
          Athalla gelang-gelang kepala pelan, takjub dengan Karin yang seheboh dan sesedih itu di tinggal kelinci mati, pria itu tak yakin jika nanti ia yang mati apakah mamanya akan seberduka ini?
          
          Athalla buru-buru mengambil wudhu, Karin dan Shasa sibuk membungkus Uki dengan kain kafan. Sudah seperti orang tidak waras, Athalla berdiri di belakang kelinci itu dengan sarung dan kopiah, baru saja takbir dan mengangkat tangannya sampai telinga, Athalla berhenti mengernyitkan dahi.
          
          Ia berpikir sejenak. "Lah, shalatin kelinci bacaannya gimana?" Bingung athalla.
          
          "Ini yang bego siapa?"