Dia terkekeh, tatapannya menghunus tajam, sementara satu tangannya memangku wajah.
"Menjijikkan," desisnya, menatap rendah. Bangkit dari duduknya. Kedua kaki jenjangnya yang dibalut sepatu hak tinggi merah menyala pun menjejak.
Dan, berhenti tepat di depan seorang laki-laki yang dua bersimpuh dengan kedua tangan yang terikat di belakang. Berantakan.
Wanita itu merunduk, satu tangannya mengangkat dagu laki-laki itu sehingga mereka bersitatap.
"Kau membiarkan dirimu jatuh, hanya karena wanita, dan hasrat." Ujar wanita itu dengan senyum ejekan. "Sekarang matilah untuk keserakahanmu sendiri, Tuan."