Leanami14

Di sini ada yang baca novel Babel gak?

Leanami14

"Apa yang bisa kubantu, Baby?" Intonasi suara Vegas langsung berubah. Tangannya kembali meraih pinggang Pete, kali ini lebih dekat, dirangkulnya mesra. Tetapi segera dibalas oleh Pete dengan pukulan di belakang kepalanya.
          
          "Nanti malam, Vegas," tegasnya sembari melepaskan tangan kekar yang melilit pinggangnya. "Sekarang kau harus memotong sayuran ini dulu." Dalam sekejap Vegas di hadapkan dengan sayuran dan sebilah pisau. Pete bahkan memasangkan celemek di tubuhnya. Vegas tak banyak protes karena Pete lebih dulu mengecup pipinya. Anggap saja sebagai persekot dari imbalannya.
          
          Oh, pada detik ini Vegas sungguh berharap kepada waktu agar segera berlalu, kepada langit supaya cepat-cepat menjadi gelap, Vegas sudah tidak sabar menyantap 'makan malam' spesialnya, ia ingin merengkuh sang kekasih dalam kehangatan yang memabukkan laksana segelas martini. Lalu Vegas bisa menyaksikan rona di wajah cantik itu bersinar di bawah keringat yang menghiasinya.
          
          .
          .
          
          Kutipan dari Pete as a pet, adakah yang masih ingat?

kim_juan2023

@ Leanami14  blum baca, pengen baca tpi kan udah di unpublished 
Reply

intanksm98

@ Leanami14  enggak ingat, belum baca udah di hapus gitu kok ( ̄. ̄)
Reply

Leanami14

Si penjual bakat itu bilang dia kehabisan bakat untuk dijual karena kemarin seorang bapak-bapak yang turun dari mobil mewahnya membeli semua stok bakat yang dia miliki. Aku benar-benar marah kepadanya, dia juga menjual bakat yang sangat aku idam-idamkan.
          
          Kemarin-kemarin aku belum bisa membelinya, tapi aku meminta si penjual untuk  menyimpan bakat itu untukku. Aku sungguh membutuhkan bakat untuk bertahan hidup. 
          
          Si penjual hanya tersenyum simpul saat mendengar ocehanku, dia menepuk pundakku dan berkata, "Kau tak perlu bakat, Tuan Biu, kau punya wajah yang menawan, maka percayalah, itu lebih berharga dari bakat apapun di dunia ini." 
          
          Aku tertegun, sejenak kurenungkan perkataan lelaki paruh baya itu. "Jika aku memiliki wajah sepertimu, maka aku bahkan bisa menggoda raja. Lalu apalagi yang anda butuhkan, Tuan?"
          
          Raja? Jangan bercanda. Dia laki-laki kejam bernama Vegas, bagaimana mungkin aku bisa menggodanya? itu sungguh hal paling gila yang tak pernah terpikir akan kulakukan di masa depan. Ya, aku tahu, aku memang gila, lantas tak ada salahnya kan kalau aku membuat Vegas tergila-gila padaku?

Leanami14

"Hidup itu hanya sekali, Bi. Ayolah, kau harus bersenang-senang." Mendengar celotehan itu, Biu menutup bukunya agak keras, lalu mendongak, menatap Bible dengan raut wajah datar.
          
          "Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku tidak bersenang-senang, Bible?"
          
          "Kau selalu belajar di mana pun, tak pernah tertawa dan ... tidak punya teman."
          
          "Itu memang kesenanganku."
          
          "Nanti malam akan ada perayaan di rumahku. Apa kau mau ikut?"
          
          Biu menggeleng tanpa mempertimbangkannya. "Aku tidak suka mabuk-mabukan," jawabnya tegas.
          
          "Siapa yang mau mabuk-mabukan?"
          
          "Kau dan teman-temanmu. Semua anak fakultas hukum juga sudah tahu bahwa kalian sering melakukannya."
          
          "Apa yang salah dengan itu?"
          
          "Ya itu memang hak mu, hanya saja itu sangat bertentangan dengan citramu yang selalu membahas isu-isu sosial, mengkritik pemerintahan dan ya kau dekat dengan dosen."
          
          Bible tertawa, Biu mengernyit keheranan, tidak ada yang lucu menurutnya, tidak ada yang perlu ditertawakan. "Aku baru menyadari bahwa kau sangat perhatian padaku, Biu."
          
          Biu tidak menanggapi, dia hanya menggeleng pelan sebagai sanggahan bahwa Biu tidak pernah memerhatikan Bible secara istimewa. "Lalu apalagi yang kau tahu tentangku, Biu?"
          
          Biu menoleh, pertanyaan itu seperti tantangan untuknya. "Kau adalah seorang gay, Bible." Biu menatap jauh ke dalam bola mata milik Mahasiswa paling idealis sefakultas hukum.
          
          "Sebenarnya itu bukan masalahnya, yang menjadi masalah adalah kau pernah melecehkan-" Kalimat Biu terpotong, Bible tiba-tiba membekap mulut mungil Biu dengan telapak tangan, bahkan mahasiswa yang terlihat seperti idealis sejati pun mempunyai rahasia terburuk.
          .
          .
          
          kemarin Lea baru aja mendengar kabar tentang sisi bobrok seorang aktivis mahasiswa di fakultas Lea. Ceritanya sangat seru dan panjang, Lea jadi mendapatkan ide untuk sebuah cerita baru.
          
          Terinspirasi dari kisah nyata, Hahah.

suAminyab3u

@ Leanami14  Always waiting for your stories, especially about 
Reply

kim_juan2023

@ Leanami14  sangat di tunggu kelanjutannya
Reply

Leanami14

Hari ini, wajah Bible yang biasanya murung, terangkat dengan tegas.
          
          Bible sengaja memanjangkan poni untuk menutupi matanya karena ia tidak ingin melihat dunia di sekelilingnya, poni itu kini tertiup angin. Dunia telah terbuka di depan matanya. Dunia yang tertutup debu, tidak terlihat jelas sama sekali. 
          
          Namun hari ini, Bible tidak takut. Itu karena nama pemiliknya tertulis tepat di tengah dahinya yang terbuka.
          
          BUILD JAKAPHAN.
          
          Nama itu tertulis di dahinya dengan spidol hitam, sangat jelas dan tegas, seperti cara anak-anak menuliskan nama mereka di barang-barang mereka. Dia sekarang menjadi milik BUILD. Entah Bible disayangi, atau dipermainkan, atau diinjak saat Build kesal, atau dibuang saat Build bosan, itu tidak masalah bagi Bible.
          
          .
          .
          .
          
          Ini cuma potongan ide randomku, sekian.

suAminyab3u

@ Leanami14  langsung siapin aja chapternya yaa
Reply

Justcallme-Dee

@Leanami14 wiihh idenya kereennnn... hayoooo tuang ke book yg puanjaaaaaannngggg..semangat
Reply

Leanami14

Di luar hujan sangat deras. Sementara aku di sini. Duduk bersila dengan teman-temanku, memainkan truth or dare. Di tengah-tengah kerumunan kami, ada sebuah botol minuman keras. kepala botol itu mengarah padaku. Sial, Aku berdecak sebal, sedangkan Jef mengepalkan tangannya karena sekarang giliran dirinya yang beraksi.
          
          "Truth." Aku memilih. Kupikir lebih baik menjawab pertanyaan, daripada harus melayani tantangan yang diberikan Jef.
          
          "Oke, Biu, selebriti paling bersinar tahun ini, izinkan saya menanyakan sesuatu." Jef selalu menyebalkan, intonasi suara itu sudah membuatku jengkel. "Siapa wanita beruntung yang mendapatkan first kiss mu?" Mataku otomatis membesar, pertanyaan macam apa itu? Aku hampir memukul Jef.
          
          Dia bertanya tapi sudah menyimpulkan. Dari mana dia tahu bahwa aku sudah pernah berciuman, kalau pun memang pernah, memangnya dia bisa menjamin bahwa orang yang kucium itu  adalah wanita? Pertanyaan Jef sudah salah sejak awal.
          
          "Teman SMA-ku." Hujan di luar tiba-tiba mereda. Jadi suaraku terdengar sangat jelas. Jef protes, sebab dia tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan.
          
          "Namanya, Biu. Aku ingin tahu namanya." Aku menggeleng tegas. Namanya? Aku bahkan berusaha melupakan nama itu, kenapa Jef malah ingin tahu? Kalau pun dia tahu. lalu apa pengaruhnya untuk hidup Jef, tentu hal ini tidak akan menurunkan harga rokok bintang sembilan favoritnya, tidak pula bisa meniadakan cicak yang sudah menjadi musuh Jef sejak lahir. Jadi apa gunanya?
          
          "Anggap saja, dia seorang tokoh figuran yang tak punya nama. Tidak penting," jawabku. Kali ini Jef yang menggeleng. Lelaki ini selalu percaya pada keajaiban ciuman pertama. Katanya tidak mungkin ciuman pertama tidak bermakna apa-apa bagi manusia. 
          
          Baiklah harus kuakui, aku tidak mungkin menciumnya kalau dia tidak menarik perhatianku. Aku jatuh hati padanya, aku terang-terangan menciumnya karena ingin diperjuangkan, tapi lelaki itu bodoh, sudah dikasih isyarat tapi tidak mau mengerti. dia malah menghilang tanpa jejak.

ChaKona2

@ Leanami14   keren... 
Reply

Rrrrroronoaz

@Leanami14 Sumpah ya, Kak. Aku masih gak rela cerita-ceritamu di-unpub, Loh. Menurutku kamu tuh punya bakat. Tulisanmu rapi, bisa diadu sama penulis profesional, kenapa, Kak? :'(
Reply

sandrina20dian

@ Leanami14  kenapa ka? Terus up dimana?
Reply

Leanami14

Selamat malam.
          Selamat natal untuk semua teman-teman yang merayakan .
          Selamat tahun baru.
          Selamat tinggal untuk segala yang terlah pergi.
          Thanks.

Leanami14

@buildur94 Aku sudah merasa jenuh nulis di WP. Mau coba hal baru, eheh
Reply

suAminyab3u

@ Leanami14  AA gak mau༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
Reply

buildur94

@ Leanami14  kaaaaak looh kok gituu kenapa??
Reply

Leanami14

Pedang di tangannya diayunkan ke depan. Senjata terkutuk itu menancap di dada Biw, menusuk sampai menembus punggungnya. Seketika Biw memuntahkan darah, tubuhnya hampir ambruk jika tidak ditopang oleh orang yang menusuknya.
          
          Biw mendongak, melihat wajah Bible, lelaki yang sangat dia cintai. "Terima kasih, Yang Mulia." Mulutnya yang berlumuran darah itu melengkungkan senyuman. Berbeda dengan Bible yang tidak bisa menahan air matanya. Tangan kirinya gemetaran, berusaha menutupi luka yang baru saja ditorehkan oleh tangan kanannya. 
          
          Situasi saat ini tidak satu pun dari mereka yang menginginkannya. Keduanya sama-sama tersakiti, tapi Biw memilih untuk mengobati luka Bible. Tak pernah dia melihat sang pewaris tahta kerajaan menangis seperti ini. Bahkan ketika Biw meminta Bible untuk membunuhnya, lelaki itu mengangguk seakan tidak peduli.
          
          Namun, ketika masanya benar-benar tiba, Bible malah terisak, tangan kanannya mulai mengendurkan pegangan pada sebilah pedang yang harusnya mengambil nyawa Biw malam ini. Biw menyentuh tangan itu, menggenggamnya.
          
          "Anda harus menyelesaikan tugas sebagai pemimpin negeri ini, Yang Mulia. Jangan sedikit pun merasa ragu." Dengan sisa-sisa tenaganya Biw mendorong tangan Bible bersamaan dengan pedangnya yang kian panjang menembus tubuhnya. Cairan merah kental membanjiri tangan kiri Bible yang menopang tubuh Biw, pedang itu juga menusuk tangannya.
          
          Harusnya terasa sakit, tapi yang nyeri malah hatinya. Bible meraung sejadi-jadinya saat tangan Biw terkulai lemas tepat setelah memuntahkan darah segar. Jiwanya benar-benar terguncang. 
          
          Biw, orang yang sangat dia cintai, sekaligus prajurit terakhir Lilith, sang ratu iblis. Bible membunuh keduanya. Dia tidak punya pilihan lain. Sebelum Biw benar-benar kehilangan kendali atas dirinya sendiri lalu mengamuk menghancurkan negeri ini. Biw memilih mati.
          
          ***
          
          Angst dipadukan dengan fantasi. WDYT?

kim_juan2023

@ Leanami14  semoga di bikin cerita
Reply

suAminyab3u

@ Leanami14  suka bngt yg genre nya kyk gini babe 
Reply

ChaKona2

@ Leanami14   cerita nya author tdk pernah mengecewakan  semangat trs ya
Reply