10.Decision

54.4K 2.5K 24
                                    

D lagi semangat nulis karena pulang kantor malam ini ada yang nyetirin, horeee....
Dont forget for vote and comments yaaa..

******
Siang ini Cheryl mengunjungi outletnya di mall yang biasanya rutin dilakukan setiap seminggu sekali tiap hari sabtu atau minggu karena mall cukup ramai dan Cheryl merasa harus mengenal para customernya.

Kata-kata Rheino dua bulan lalu memang menyakiti hatinya namun tak perlu diratapi, toh tak kan mengubah apapun. Setelah menangis semalamam Cheryl harus bangkit kemudian menjadikan motivasi untuk membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang. Hidup terus berjalan dan Cheryl harus move on, tak boleh hanya menangis meratapi nasib, apalagi menye-menye minta dikawinin. Lebih baik fokus bekerja dan menabung untuk membesarkan buah hatinya nanti.

Perut Cheryl mulai nampak karena Cheryl makin terlihat kurus, hanya perutnya saja yang menonjol. seperti orang cacingan, Cheryl juga heran kemana lemak-lemak efek hormon therapi kehamilan dulu pergi.

*****
Hari ini Rheino diajak Bundanya makan di sebuah mall karena dikenalkan dengan anak teman Bunda Shanti. Tapi nampaknya Rheino sama sekali tak tertarik walau cewek yang dikenalkan tadi karena cukup agresif dan kelihatan banget manjanya dan mengharapkan Rheino jadi suaminya.

Sangat berbeda dengan Cheryl yang meski mengandung anaknya tapi tak pernah keganjenan memintanya untuk menikahinya. Ups, kenapa Rheino jadi ingat Cherryl?

"Rhein, mama mau mampir beli kue dulu ya.. " Rheino mengikuti Mamanya beranjak ke arah outlet Ogura yang dimaksud mamanya. Tiba tiba terdengar suara perempuan berteriak.

"Oooh jadi lo ya pemilik ogura ini. Gue kemarin beli tapi pagi ini sudah gak enak, bauk. Gak mutu", Cheryl yang dikatain wanita tadi mau menjawab tapi kemudian dipotong wanita itu lagi dengan suara tak kalah kencang saat Cheryl membalikkan badan dan melihat perut Cheryl yang nampak mulai membuncit.

"Eits tunggu tunggu.. lo lagi hamil? Bukannya lo gak punya suami? Jangan-jangan lo sembunyiin suami lo karena suami lo itu laki orang?Hahaha..dulu aja ngatain gue pelakor, sekarang jadi pelakor juga lo." Cheryl memalingkan muka, gak ada gunanya meladeni Arteti, selingkuhan suaminya yang dulu membuat pernikahannya porak poranda.

"Dulu aja waktu lo masih sama suami lo, lo mandul, kenapa sekarang langsung hamil gini? Yang nanam saham banyak ya? Pasti lo pusing gak tau siapa bapaknya makanya lo diem aja dari tadi, kasian deh lo." Nampaknya wanita murahan pelakor sok suci dan sok laku tadi tidak bisa didiamkan begitu aja.

" Siapapun ayah bayi saya, bukan urusan tante, yang jelas saya menyayangi anak dalam kandungan saya, anugrah terindah dalam hidup saya" Cheryl menghela napas panjang agar tetap sabar menghadapi wanita jalang macam Arteti yang selalu nyolot walau salah. Prinsipnya memang Benar atau Salah yang Penting Nyolot Dulu. Cheryl juga masih heran kenapa mantan suaminya tertarik sama tante genit macam dia yang suka seenaknya ngangkangin laki orang.

"Eits.... masih aja bela anak haram lo, sekali haram ya tetap bakalan jadi anak har..." Belum selesai Arteti bicara tiba tiba Rheino sudah didepannya sambil nunjuk ke muka Arteti, "Sekali lagi lo bilang anak gue sebagai anak haram, gak bakalan lo selamat pulang dari sini, dasar wanita jalang!!! "

Arteti bengong saat melihat siapa yang marah padanya sehingga terlambat buat langsung nyolot. Dia tak kunjung beranjak pergi dan sempat masih mau nyolot tapi keburu dipotong oleh Rheino kembali," Lo berani ngomong sepatah kata lagi, gue tendang lo dari sini, pergi lo dan jangan berani-beraninya lo kesini lagi." Emosi Rheino akhirnya meledak tidak terima kalau anaknya di dalam kandungan Cheryl disebut sebagai anak haram.

Karyawan dan pengunjung outlet itu rupanya terganggu dengan ulah Arteti dan menyorakinya saat Arteti pergi dengan kesal.

"Huuuuuu.....!!!!"

Kamu akan menyukai ini

          

Kini dilihatnya wajah Cheryl yang terpana melihatnya seakan tak percaya pada apa yang dikatakan Rheino barusan. Dia gak terima kalau anak tak berdosa dalam kandungan Cheryl dikatain haram.

Sementara Bunda Shanti yang masih berdiri di luar langsung shock mendengar perkataan anaknya dan fakta tentang kandungan Cheryl serta ayah bayi dalam kandungannya.

"Kalian harus ikut saya dan kasih penjelasan ke saya di rumah, tunjuk Bunda Shanti pada Rheino dan Cheryl" kemudian keduanya mengikuti Bunda Shanti menuju mobil yang dikendarai sopir menuju rumah Bunda Shanti.

******
"Jadi benar, Cheryl mengandung anak kamu Rheino?? tanya Bunda Shanti pada Rheino yang kini duduk di sebelah Cheryl di ruang kerjanya Bunda Shanti.

"Rhein?" tanya Bunda Shanti lagi.

"Iya Bun, maafin Rheino Bun kalau sudah bikin malu Bunda."

"Bunda memang malu kalau kamu menghamili anak orang, tapi Bunda akan lebih malu lagi kalau cucu bunda tidak mempunyai akte kelahiran karena ditinggal bapaknya dan semua orang bisa dengan mudah mengatainya sebagai anak haram."

"Kamu tahu kan Rhein, Bunda ini pemilik Panti Asuhan, dimana anak-anak tanpa pengakuan orang-tuanya, dibuang orang tuanya itu bunda rawat. Bunda tahu bagaimana perasaan mereka yang merasa terbuang. Lalu kamu, anak bunda, mau seenaknya menelantarkan anak kamu, cucu bunda? Nenek macam apa bunda, merawat anak-anak orang yang terlantar tapi malah tega menelantarkan cucu sendiri gara-gara gak tahu kalau kamu punya anak yang enggan kamu rawat", Bunda Shanti menghempaskan badannya pada sofa di depan Rheino yang menutup mukanya. Sementara Cheryl hanya diam tak mampu berkata apapun sejak dia meninggalkan mall tadi.

Tiba-tiba Pak Narendra, ayah Rheino masuk. Tampaknya beliau sudah dihubungi Bunda Shanti dan dilapori kelakuan anaknya. Dipeluknya Bunda Shanti yang mulai menangis.

"Bunda gak mau tahu, pokoknya kamu harus nikahi Cheryl.. " suara Bunda Shanti terdengar berat. Rheino diam saja mendelik ke arah Cheryl yang sejak tadi tak bergeming.

"Kenapa kamu bisa lakuin itu Rhein?" Ayah Rheino menepuk bahu Rheino.

Akhirnya Rheino menceritakan kejadian malam itu sekilas pada kedua orang tuanya. "Rheino bahkan tak mengenalnya bunda, apalagi mencintainya, bagaimana mungkin Rheino menikahinya?" Rheino memegang kepalanya. Cheryl menunduk, mengapa dada Cheryl terasa sakit?

"Ayah tahu pergaulanmu Rhein, termasuk sama Alana yang tidak kami sukai itu, kami biarkan saja, terserah kamu. Tapi kalau itu sudah melibatkan satu nyawa lain, nyawa darah daging kami, orang tuamu, ayah gak bisa membiarkanmu menelantarkannya. Menikah itu bukan hanya masalah cinta, tapi juga tanggung jawab...Laki laki itu yang dipegang tanggung jawabnya.. " Pak Narendra bicara sama Rheino dengan tegas. Cheryl yang mendengarnya hanya tergugu bingung mau bilang apa pada keluarga yang baru dikenalnya ini.

Rheino menatap ke arah Cheryl tajam penuh amarah.

"Bunda Shanti, boleh saya bicara? Bunda tentu tahu saya sangat menginginkan untuk punya anak. Saya juga pernah mau mengadopsi anak di panti namun gagal. Kemungkinan saya hamil juga sangat kecil mengingat saya tak kunjung hamil bahkan saat saya terapi hormon. Maafkan saya kalau kemudian saya membiarkan saya hamil anak Rheino walau hanya karena one night stand. Saya anggap mungkin Tuhan memang memberi saya keturunan lewat cara ini". Cheryl menghela napas panjang mencari kekuatan

" Tak perlu menyalahkan Rheino, ini juga kesalahan saya, saya juga harus bertanggung jawab, termasuk bertanggung jawab untuk membesarkan anak ini dengan atau tanpa ayahnya. Saya sudah sangat bahagia walau Rheino tidak menikahi saya. Saya ikhlas.." belum selesai Cheryl bicara Bunda Shanti, menghambur memeluk Cheryl sambil terisak.

"Maafin bunda Cher..."

"Bun, Rheino janji akan menyayangi anak Rheino, Rheino juga mengakui anak itu anak Rheino kok. Tapi tidak juga harus menikah, toh Cheryl sendiri juga sudah ikhlas kok tidak perlu menikah sama Rheino" Rheino mengacak-acak rambutnya.

" Menyayangi anakmu darimana? Kamu tega kalau anak kamu diledek sebagai anak haram gara-gara di aktenya gak ada nama ayahnya? Kamu aja tadi mendidih dengar perempuan sundal itu ngatain anak dalam kandungan Cheryl sebagai anak haram. Apalagi anak kamu nanti, masih kecil diledek sebagai anak haram, tega kamu??", Bunda Cheryl makin emosi.

Ayah Rheino kembali menepuk bahu Rheino. " Be gentleman bro..!!!" Rheino menatap Cheryl yang kemudian berdiri.

"Maaf saya mau pulang dulu.. Bun, tadi saya belum sempat.. "

"Gak Cher, sebelum anak Bunda mau menikahimu, kamu belum boleh pulang. Bunda mau kalian menikah malam ini juga!!" Rheino yang masih memegang kepalanya tersentak. Bunda Shanti tidak pernah semarah ini selama hidupnya. Apakah Rheino memang harus menikahi Cheryl?

******
Jangan lupa vote and comment yaaa...

My Billionaire BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang