Good Morning [M]

17K 623 51
                                    

Bed(t) Friend
.

.

Jimin membuka matanya dan merasa gelisah ketika tidak mendapati Seulgi disampingnya. Pria itu duduk dan mengucek matanya, sedikit merasa silau karena matahari yang menyengat masuk melalui celah jendela kamarnya.

Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Seulgi dengan sebuah nampan di tangannya. Wanita itu tersenyum dan mendekat ke arah Jimin.

"Good morning.. " bisik Seulgi sambil mengecup kening Jimin dan meletakkan nampan itu di samping ranjang mereka.


Jimin membalas senyuman Seulgi dengan mata yang masih menyipit, menahannya agar tetap bangun. Pria itu tentu saja tidak akan menyia - nyiakan kesempatan untuk memandang wajah cantik wanita yang kini sudah menjadi istrinya.

"morn.."





Seulgi mengambil gelas di atas nampan dan menyodorkannya pada Jimin,  memaksa pria itu untuk meneguk air bening yang ada di dalamnya.

Park Seulgi tersenyum sambil melihat Jimin yang meminum setengah air itu. Dia merasa senang ketika menyadari kalau yang dia lakukan sekarang adalah tanggung jawabnya sebagai istri sah dari pria ini. Seulgi menyukainya jika dia harus mengurus Jimin dalam segala hal.


"aku masih bisa bangun dan sarapan di meja makan. Ngapain kamu repot - repot bawa ini ke kamar?" tanya Jimin sambil mengelus pipi Seulgi.

"aku udah bangunin kamu dari tadi tapi kamu gak-"

"sini." satu kata dari Jimin memotong ucapan Seulgi yang baru saja ingin menjelaskan.


Pria itu baru saja meminta wanita-nya untuk naik ke atas kasur, naik ke atas pangkuannya. Seulgi yang mengerti dengan permintaan Jimin akhirnya menuruti dan merangkak naik hingga berhasil duduk di atas tubuh Jimin yang sedang bersandar di sandaran ranjang.

"dunia gak adil.. " bisik Jimin.

Kata - kata tersebut sukses membuat Seulgi menyerngitkan dahi merasa bingung. Sedetik kemudian dia merasakan Jimin menelusupkan kepalanya di leher mulus milik gadis itu.


"kamu kenapa cantik banget? Kasian kan bidadari diluar sana kalah cantik sama kamu."


Seulgi tertawa pelan. Pria ini tidak pernah berubah sejak pertama kali dia mengenalnya. Jimin selalu pandai memainkan bahasa dan tutur katanya, membuat gadis itu selalu berpikir bahwa dia yang paling berharga, paling spesial di hidup Park Jimin..

Gadis itu menarik lembut kepala Jimin yang masih menyandar di tubuhnya. Seulgi berhasil membuat wajah Jimin kini berada di hadapannya, membuat hidung mereka bersentuhan satu sama lain.

"i love you.." tidak bosan. Sejak menjadi bagian dari hidup Jimin seutuhnya, Park Seulgi tidak pernah bosan untuk mengatakan betapa dia mencintai lelaki itu.

Dia selalu berharap kalau kata cinta yang keluar dari mulutnya akan selalu menjadi penebus atas segala kekurangannya dimasa lalu. Menambal setiap luka yang pernah dia toreh untuk laki - laki yang senantiasa selalu mencintainya.


"i'm hungry.." bisik Jimin sambil mengelus pipi Seulgi.

Wanita itu tersenyum dan berniat mengambil nampan yang ada di nakas untuk diberikan kepada Jimin.

"no..  I mean..





  I want you.."

Seulgi berhenti menggerakkan tubuhnya saat Jimin menarik pinggangnya kuat dan menahannya disana, tetap di pangukannya.

Bed(t) Friend - SeulMin [Complete] [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang