Sebelum kejadian....
"om anterin gavin yuk om ke toilet, kebelet nih"Ucap gavin menarik- narik tangan dimas.
Dimas yang sedang asik mengobrol dengan daniel akhirnya menengok kearah gavin yang sedang memegang celana nya.
"oh kamu mau ke toilet ? Yaudah yuk" dimas pun berdiri tapi sebelum nya ia menitipkan ponselnya di kekasih dimas.
"aku ke toilet dulu yah, anterin gavin" Dan ucapan gavin di anggukin oleh kekasih nya dan dimas pergi ke toilet.
2 menit buang air kecil dimas pun keluar terlebih dahulu. Saat iya inggin memanggil gavin tapi tatapan nya terhenti dengan sosok seseorang yang berjalan melewati toilet dan sepertinya menuju aula. Awalnya dimas tidak perduli tapi ia rasa ia mengenali orang itu, karna penasaran akhirnya dimas mengikuti orang itu hingga masuk ke dalam aula dengan hati-hati. Sampai dimas lupa dengan gavin yang masih di dalam toilet.
Dimas mengamati orang itu dengan teliti dan saat dimas mengikuti arah pandang itu jatuh tepat di ryan dan alisya yang nampaknya sedang mesra. Dimas bisa lihat bahwa orang itu begitu kesal dan marah namun ia pendam. Sampai pada akhirnya ryan dan alisya bangkit dari tempat duduk mereka untuk keluar aula. Karna penasaran siapa orang itu akhirnya dimas menyapa nya, dan saat orang itu membalikan badan nya, dimas bisa lihat bahwa orang itu ketakutan dan raut wajah nya nampak begitu banyak penderitaan. Senyum orang itu dipaksakan walau dimas tau orang itu sedang menyembunyikan ketakutan nya. Dimas begitu terkejut saat tau siapa orang itu baru saja dimas inggin menyebutkan nama orang itu, tiba-tiba orang itu mengeluarkan pistol dan di arahkan tepat di depan wajah dimas. Dimas terkejut karna mendapatkan serangan tiba-tiba.
Seharusnya dimas bisa memprediksi serangan dari orang itu, dimas tidak bisa berbuat apa-apa. Karna jika dimas melawan, dimas yakin diri nya akan berakhir disini.
Saat mereka berbicara dengan perdebatan, gavin masuk ke dalam aula karna menemukan dimas disana.
"om aku, om tinggalin aku yah di toilet? "Ucap gavin dengan wajah cemberut.
Dimas terkejut dan langsung menoleh kearah gavin.
"Stop jangan mendekat vin, om bilang jangan mendekat. Orang itu berbahaya. Pergi dari sini om bilang"Teriak dimas.
***
"Mana sih dimas jes? Kok gak balik-balik ke sini? "Ucap daniel.
Jessica sudah dari stadi gelisah sambil berkata"iya juga yah ka, udah 30 menit tapi belum balik"
Tak lama ryan dan alisya datang ke meja daniel dan jessica.
"ka gavin dimana yah? "Tanya alisya pada daniel.
"nah itu dia, tadi gavin minta anterin ke toilet sama dimas tapi sampe sekarang belum balik"Ucap daniel dengan perasaan yang tidak enak.
"coba kamu telepon jes sih dimas"Ucap ryan.
"ponsel dimas ada di aku ka, coba kk samperin mereka"Ucap jessica.
Tapi saat ryan inggin menghampiri dimas dan gavin ke toilet tiba-tiba mereka semua mendengar suara tembakan begitu kencang hingga dua kali. Mereka semua saling melempar tatapan terkejut.
"ya allah suara dari mana itu sayang? "Ucap alisya dengan takut.
"ayo kita kesana"Ucap ryan dengan panik.
***
Saat masuk kedalam aula ryan, alisya, daniel, jessica serta pengunjung yang lain menghampiri sumber suara tembakan. Jessica sudah pingsan duluan dan langsung di larikan ke tempat yang aman. Alisya menutup mulut nya karna begitu terkejut. Alisya langsung berlari menghampiri dimas yang berada di pangkuan gavin dan tangan gavin penuh dengan darah bahkan baju gavin pun penuh dengan darah. Gavin terkejut bukan main, ia pun teriak dan menangis. Dan alisya pun langsung menarik pelan gavin ke dalam pelukannya dan membawa gavin keluar dari aula
Sedangkan ryan dengan perasaan emosi ia mengampiri orang itu sambil mencekik leher orang itu.
"seharusnya sudah dari dulu, loh gua bunuh dan gak akan gua biarkan hidup."Jelas ryan dengan perasaan marah.
Orang itu tambah susah untuk bernafas karna cekikan ryan.
Dan ryan pun di bantu dipisahkan oleh polisi yang sudah datang untuk membawa orang itu.
Orang itu pun diamankan oleh pihak kepolisian dan ryan menghampiri dimas yang sudah tergeletak penuh dengan darah dan 2 lubang di dada nya.
"dia masih bernafas walau gua tau dia dalam keadaan sekarat"Ucap daniel dengan khwatir.
Kemudian para medis datang untuk membantu dimas. Dan segera membawa dimas ke ambulance untuk memberikan beberapa pertolongan untuk segera sampai ke rumah sakit.
"aku segera kembali"Ucap ryan sambil mencium kening alisya dan kemudian pergi.
Dan disisi lain, gavin masih diam di tempat tanpa suara dan tanpa gerakan dan itu membuat alisya takut. Alisya pelan-pelan mendekati gavin, lalu memeluk gavin.
"tidak apa-apa nak, om dimas akan segera sembuh, dia kan jagoan okey"Ucap alisya dengan tenang walaupun ia tau bahwa ia sangat menghawatirkan gavin.
Saat alisya sedang memeluk gavin tiba-tiba badan gavin menjadi lemas dan dia tidak sadar kan diri. Kemudian alisya terkejut.
"nak, sayang. Gavin kamu kenapa sayang? Ya allah gavin"Ucap alisya dengan raut wajah panik.
Dan tak lama ryan datang, ia melihat gavin tidak sadarkan diri.
"ayo kita bawa gavin ke rumah sakit" Ucap ryan dan mengendong gavin.
****
Sebaiknya putra kalian di rawat dulu disinih, karna yang sudah saya ceritakan tadi bahwa gavin trauma dengan kejadian tadi, kalian tidak perlu khawatir, saat ini jiwa nya jauh lebih tenang.
"lalu jika dia bangun bagaimana dok? "Tanya alisya yang tak henti-henti nya khawatir.
"akan seperti tadi bu, dia masih trauma dan kalian perlu selalu dampingi gavin, jika ada tanda gavin mengamuk segera kabari saya. "Terang bu dokter.
Ryan menganggukan kepala nya dan tangan nya tak henti mengenggam tangan alisya.
Alisya memandang gavin dengan tatapan sedih tapi disinih ada ryan yang selalu menguatkannya.
"baiklah saya permisi dulu yah"Ucap bu dokter.
"maaf dok saya tidak bisa antar ke depan"ucap ryan.
Bu dokter pun tersenyum"tidak masalah pak, saya permisi dulu, pak, bu"
Ryan menarik alisya kedalam pelukannya"anak kita akan baik-baik saja, gavin jagoan kita yang paling kuat"
Dan alisya pun menangis di dalam pelukan ryan dan. Mengeratkan pelukannya.
"bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada gavin sayang? "ucap alisya dengan terisak-isak.
Ryan pun melepaskan pelukannya dan beralih menatap alisya dan mengusap pipi alisya yang basah karna air mata.
"jangan nangis lagi sayang, ada aku disinih. Gavin akan baik-baik saja, demi kesembuhan gavin aku akan lakuin berbagai cara agar gavin bisa sembuh"Kemudian ryan pun mencium kening alisya.
Saat ryan inggin memeluk alisya ponsel ryan berbunyi dan ia melihat nama daniel tertera di ponselnya.
Aku anggkat telepon daniel dulu yah sayang, kemudian alisya menganggukan kepala nya. Dan alisya duduk tepat di samping gavin dan mengenggam tangannya.
"cepet sembuh yah sayang, mommy menyayangi mu"
"ada apa? "tanya ryan.
"emmm ginih yan, ini soal dimas"Ucap daniel dengan tarikan nafas berat.
Ryan menoleh sebentar kearah alisya lalu melanjutkan percakapannya dengan daniel.
"ada apa? "Ucap ryan.
"sekarang lo bisa ke ruang operasi? Gua ada di depan ruang operasi sih dimas dan gua baru dapat kabar tadi dari dokter yang nanganin dimas, kalau dimas meninggal 5 menit yang lalu karna saat operasi pengangakatan peluru, detak jantung nya berhenti"Ucap daniel dengan sedih.
Seketika seluruh tubuh ryan menjadi lemas, ryan kembali menoleh kearah alisya yang sedang tertidur di samping gavin. Ryan binggung apakah ia harus memberitahu soal kematian dimas? Ia takut alisya akan sedih nantinya, tapi ia sudah berjanji kalau apapun keadaan alisya, ia akan selalu di samping nya.
"gua kesanah nil"Kemudian ryan mematikan telepon daniel dan segera menghampiri alisya.
Ryan mengusap lembut kepala alisya lalu membisikan sesuatu di telingga alisya.
"aku ke ruang operasi dulu yah, sebenarnya aku takut kamu sedih karna berita ini, dimas meninggal. Jadi aku harus segera ke sana. "Ucap ryan dengan pelan.
Dan kemudian dengan langkah cepat ryan keluar dari kamar gavin. Disisi lain alisya sebenarnya tidak tidur ia hanya berpura-pura. Saat mendengar dimas telah tiada membuat alisya begitu sedih. Ia merasa bersalah dan berhutang budi pada dimas. Walau dulu dimas pernah melakukan kesalahan tapi ia tau bahwa dimas mencintainya dengan tulus walau cara nya yang salah. Dengan kaki gemetar alisya memasuki kamar mandi dan tangisan alisya pecah begitu saja. Ia hanya inggin menginggat kebaikan dimas saja, dari masa-masa SMA dimana ia dulu sangat mencintai dimas karna dulu dimas cinta pertamanya dan pacar pertamanya, dimas yang perduli karna sudah menolong alisya dari kejadian kecelakaan beberapa tahun lalu, dan sudah merawat dan menemani alisya selama 5 tahun lebih dan kini lagi-lagi dimas menolong gavin dan merelakan nyawa nya hilang. Alisya tidak bisa menahan tangisannya lagi dada nya begitu sesak. Rasa sakit nya sama seperti ia kehilangan kinar.
Dengan cepat alisya memencet tombol merah yang berada di samping gavin untuk meminta bantuan. Tak lama seorang suster datang."tolong jaga anak saya dulu sus, saya inggin keruang operasi"Kemudian alisya pergi.
Walau di jalan ia dapat mendapati tatapan aneh dari para pengunjung karna wajahnya yang memerah dan air mata yang masih terus keluar. Ia tidak perduli dan tetap melanjutkan langkahnya.
***
"Seperti nya beliau memilih menyerah dari pada memperjuangkan hidup nya. Sebenarnya ada kemungkinan 20% beliau bisa keluar dari masa kritisnya tapi tiba-tiba detak jantung nya berhenti saat pengangkatan peluru."Jelas dokter.
"kira-kira sebelum dimas meninggal ada pesan atau apa gitu dok untuk keluarganya? "Ucap daniel.
"emmmm saat beliau masih bisa dalam keadaan sadar sebelum masuk masa kritis, beliau sempat berbicara sedikit mengenai seseorang dan menitipkan sedikit kalimat"Ucap dokter.
"untuk siapa dok? "Tanya ryan.
Komen dan like nya dulu baru aku mau lanjut ke part 110 gimana berani? Part 110 dimana kejadian bersambung yang menegangkan dan apa sih yang sebenarnya terjadi saat itu sama ryan dan rei? . Aku tantang like nyampe 100 aku kasih up 2 part, 😏 kalo gak nyampe. Mohon maaf nih aku lama up karna, aku udah sering kali bilang jgn lupa like dan komen itu berharga😔😞🙏