Sebelum pergi ke hutan Raisa sudah janjian dengan Andra untuk bertemu di taman dekat rumahnya. karena Raisa merasa bosan saat menunggu Andra, akhirnya dia ikut bermain bersama bocah yang sedang bermain basket di lapang dekat taman, Raisa kewalahan, sejujurnya dia memang tidak bisa bermain basket dengan benar, yang dia bisa hanya mengejar bola kesana-kemari.
"Raisa, ayo!" seru Andra terkekeh melihat Raisa berkeringat dengan nafas tak beraturan.
Wajah Raisa sudah memerah. Selain capai bermain, dia juga kesal karena Andra membuatnya menunggu lumayan lama. "Lu nyebelin ya, lama banget anjir, untuk gue sabar," ucap Raisa.
Andra hanya tertawa. "Lu tahu gak?"
"Gak."
"Tadi tuh sebenarnya gue ketiduran dan lupa kalau kita mau ke hutan hahaha. Untung aja lu datang di mimpi gue, jadi gue sadar dan langsung cepat kilat siapin semuanya lalu menuju taman," ucap Andra dengan santainya dan terus tertawa seperti orang bodoh.
Raisa terdiam mencerna semua ucapan Andra. "SERIUS LU? Astagfirullah, untung Raisa yang cantik ini sabar, andaikan Raisa gak sabar, bisa kali nih nego buat bunuh Andra."
Di perjalanan ke hutan, seperti biasanya mereka berdua bercanda, sudah tidak aneh juga jika Andra membuat Raisa kesal dengan ulahnya.
Hari menjelang sore, Raisa dan Andra mulai bingung dengan jalan di hutan, semua terlihat sama, pohon besar, rumput-rumput, bahkan mereka sepertinya lupa jalan pulang ke mana, mereka berdua panik.
Raisa berkata, "Eh ini mana jalan pulangnya? Lu sih dari tadi bercanda mulu, jadi lupa kan kita jalan pulangnya."
Andra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia bingung harus menjawab apa. Hanya bisa melihat sekitar hutan dan berusaha mengingat jalan keluar dari sini, mereka sepertinya sudah berjalan cukup jauh.
"Duh kayaknya mau hujan," ucap Raisa.
Andra langsung menyuruh Raisa untuk membantunya membangun dua tenda. Karena mereka tahu batas, jadi sangat tidak lucu jika di hutan berdua dan satu tenda, jadi Andra sudah persiapan membawa dua tenda.
"Untung lu bawa tenda dua, gue lupa gak bawa hehe," kata Raisa terkekeh.
Benar saja yang di pikirkan Andra, gadis ceroboh itu tidak akan ingat untuk membawa tenda. Dia pikir berkemah di hutan ini tidak akan tidur berhari-hari, huft yang benar saja.
Tenda sudah jadi. Kini Raisa mengambil minum di dalam tenda dan ikut duduk di samping Andra, karena di luar sedang hujan jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di dalam tenda.
"Andra, kok dari tadi di hutan gue belum liat saudara lu ya," kata Raisa seperti orang berpikir.
Andra bingung, "Saudara gue yang mana? Kok bisa ada di hutan ya?"
Raisa tertawa kencang, dia bahkan sampai menendang semua benda yang ada di dalam tenda, membuat Andra kesal bukan main, akhirnya Raisa berhenti tertawa saat Andra membasahi wajahnya dengan air minum yang dibawanya.
"Lu ketawa gini amat, entar kuntilanak datang bagaimana? Mampus lu," ucap Andra menakuti Raisa.
Seketika Raisa terdiam saat mendengar kata 'kuntilanak' dia sedikit trauma dengan hantu yang satu itu, karena saat beberapa tahun lalu Raisa pernah bertemu dengan sosok kuntilanak di sekolah saat berkemah.
"Eh jangan ngomong kuntilanak dong, entar gue gak bisa tidur," ucap Raisa.
Andra bingung kenapa gadis ceroboh ini masih saja trauma dengan kuntilanak, padahal kan menurut Andra kuntilanak itu sangat lucu karena bajunya yang seperti daster tidur bundanya di rumah.
"Oke, jadi sekarang kasih tahu saudara gue itu siapa yang ada di hutan?" tanya Andra masih dengan kebingungan.
"Mau tahu nih?"
"Iyah dong, entar gue kasih tahu Bunda kalau saudaranya ada di hutan juga," ucap Andra dengan polos.
Raisa mencoba untuk tidak tertawa, karena dia teringat kuntilanak lagi.
"Saudara lu, ya itu, orang hutan hahaha." Raisa tertawa sungguh tidak dapat menahannya lagi.
Andra berkata dengan santai, "Orang hutan itu kan kembaran lu, masa lupa sih gue aja selalu ingat."
Raisa terdiam, dia melirik Andra dengan setajam silet. Andra yang mengetahui dia harus bertindak, langsung saja berlari ke luar tenda tidak peduli bahwa di luar sana sedang hujan.
"ANDRA!!!" teriak Raisa lalu ikut berlari menyusul Andra.
Mereka berlarian di dekat sekitar tenda, tidak merasa lelah bahkan Raisa hampir terpeleset jika menginjak tanah yang licin, tapi dia berusaha keras ingin menggigit lengan Andra yang sudah jadi kebiasaannya jika cowok itu membuat Raisa kesal setengah mati.
"Andra! Awas ya lu!" seru Raisa.
Tiba-tiba Andra mendengar sesuatu yang membuatnya langsung berhenti berlari dan melihat ke belakang, Andra terkejut melihat Raisa sudah jatuh tersungkur dan kepalanya masuk ke dalam lubang yang ada sedikit airnya, dia berjalan mendekati Raisa.
"Raisa, lu gapapakan?" tanya Andra sambil membantu Raisa untuk bangun.
Wajah Raisa penuh dengan kotoran tanah cokelat. Dirinya sungguh kesal. Bahkan air di dalam lubang tadi seperti ke minum sedikit karena dia merasakan pahit di dalam mulutnya.
"Arghh! Semua ini gara-gara lu. Lihat muka gue jadi kek badut ancol," ketus Raisa tepat di wajah Andra.
"Ya ampun Raisa, lu cantik banget gila terpesona dah gue liatnya," Andra tertawa tidak ada habisnya.
Raisa yang kesal langsung memasuki tendanya dan berusaha membersihkan wajahnya dengan air dan tisu yang dia bawa dari rumah. Andra hanya memperhatikan Raisa, sahabatnya ini adalah yang terbaik untuk Andra, tidak terasa persahabatan mereka sudah sangat lama dari usia kandungan hingga saat ini, sungguh menakjubkan.
Raisa melirik Andra tajam, "Ngapain lu liatin gue? Gue tau kok, gue ini cantik persis sama kayak Raisa penyanyi itu."
Andra hanya memasang tampang mual ingin muntah saat mendengar ucapan Raisa, Andra tau bagaimana pun kesalnya Raisa dia akan tetap manja seperti biasanya, Raisa yang Andra kenal sejak usia kandungan hingga saat ini, sungguh sahabat yang terbaik bagi Andra.
"Eh, kita pulang bagaimana nih? Gue lupa jalan pulang," ucap Raisa menyadarkan Andra yang tengah melamun.
Andra terkejut, "Duh gue juga lupa jalan pulang, lu sih bercanda mulu kan jadi tersesat kita di tengah hutan."
"Lu kenapa salah in gue mulu dah, kan lu yang bercanda terus."
Raisa berpikir keras untuk mengingat jalan keluar dari tengah hutan ini, dia tidak bisa tidur hingga hari semakin malam dan hujan sudah mulai berhenti. Namun, Raisa merasa ketakutan dengan suara aneh yang dia rasa berada di sekitar luar tendanya.
"Andra udah tidur kali ya," ucap Raisa pelan.
Suara aneh itu kini semakin terdengar jelas oleh Raisa, ingin rasanya dia keluar dan masuk ke dalam tenda Andra, tapi Raisa sangat takut untuk keluar, bayangan makhluk aneh terus saja melekat di pikirannya sejak tadi.
Raisa tidak tahan lagi, dia menjerit memanggil nama Andra saat melihat bayangan makhluk aneh yang mendekati tenda Raisa.
"ANDRA!! GUE TAKUT."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Raisa
HumorHanya sebuah kisah tentang Raisa, Andra, dan petualangan yang aneh. Berawal dari Andra-si orang utan kw kesekian- karena dirinya yang sedang galau, Raisa bersedia menemaninya piknik ke hutan. Hanya saja, rencana mereka tidak berjalan dengan mulus. M...