Hampir 4000words dan males review, jadi maap kalo banyak typo 😊
Happy reading ✌***
Sehun terus tersenyum sepanjang perjalanan menuju rumah. Setelah semalam tidak pulang karena ada beberapa hal yang harus dibahas dengan member lain, siang ini dia terlihat sumringah dan bersemangat untuk bertemu istri dan putra tercintanya, Oh Daeyoung.
Pagi tadi Irene mengabarinya perihal Daeyoung yang terus merengek menanyakan kapan dirinya akan pulang. Setelah berhasil membujuk putranya untuk menunggu sebentar kepulangannya, Daeyoung baru mau disuapi oleh Irene karena segala cara yang dilakukan pengasuhnya tidak berhasil membuat suapan nasi masuk ke dalam mulut mungil putranya.
"Ayah!" Sehun merentangkan kedua tangan menyambut Daeyoung saat dirinya baru saja membuka pintu kamar.
"Hai tampan. Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Sehun saat putranya sudah dalam gendongan dan melangkah mendekati Irene yang hendak turun dari ranjang menyambut sang suami.
"Hanya bermain-main dengan Ibu sambil menunggu Ayah. Aku rindu Ayah." Daeyoung melingkarkan tangan mungilnya di leher Sehun lalu menyerang pipi Ayahnya dengan ciuman bertubi-tubi yang membuat Sehun dan Irene tertawa karenanya.
"Hai sayang." Sehun mengecup puncak kepala Irene saat istrinya melingkarkan satu tangannya di pinggang Sehun.
"Apa Ayah akan mencium Ibu? Kalau iya aku akan menutup mataku." Sontak perkataan yang keluar dari mulut mungil putranya membuat Sehun dan Irene tergelak. Entah bagaimana ceritanya Daeyoung selalu mengatakan hal yang sama jika dia melihat Ibu dan Ayahnya sudah saling tatap, seolah mengerti kalau orang tuanya ingin melakukan sesuatu yang tidak boleh dilihat olehnya. Sehun menjepit gemas hidung anaknya dengan jari tengah dan telunjuk.
"Pertama-tama Ayah akan menciummu lebih dulu." Lantas Sehun menciumi kening, kedua pipi, dan bibir putranya sambil terkekeh.
"Kalau begitu Ibu juga. Setelah itu tutup matamu, oke?" Irene ikut melakukan hal yang sama setelah putranya mengangguk patuh. Saat Daeyoung menutup mata, Sehun dan Irene larut dalam ciuman yang cukup lama. Ciuman lembut yang perlahan melebur rasa rindu keduanya.
"Ayah, Ibu, kalian masih melakukannya?" Suara Daeyoung menginterupsi kegiatan keduanya, mereka sadar kalau Daeyoung masih dalam gendongan Sehun dan berada diantara mereka. Sama-sama terkikik keduanya melepaskan tautan bibir mereka.
"Putri Ayah apa kabar?" Sehun beralih pada perut buncit Irene. Mengecupnya dengan sayang dan mengusapnya lembut.
"Dia nakal. Dia menendang perut Ibu." Lagi, Sehun dan Irene dibuat tertawa dengan perkataan putra mereka. Irene mengusap kepala Daeyoung dan menuntun kedua lelakinya untuk duduk di sofa dalam kamar. Sehun menaruh putranya duduk diantara dirinya dan Irene.
"Dia bukan nakal. Adikmu hanya ingin berinteraksi dengan Ibu, sayang." Jelas Irene dengan lembut.
"Tapi Ibu bilang kalau perut Ibu agak sakit kalau si princess sedang menendang-nendang." Tatapan cemas Daeyoung membuat Irene gemas.
"Memang agak sakit, tapi Ibu tidak apa-apa. Saat Daeyoung berada di perut Ibu juga kau melakukan hal yang sama seperti adikmu." Irene mencubit kecil pipi putranya lalu mengangkat Daeyoung ke atas pangkuannya.
"Jadi aku pernah menyakiti Ibu? Maafkan aku." Daeyoung merundukkan kepalanya merasa bersalah karena berpikir pernah membuat sakit Ibunya saat di dalam kandungan. Sehun tersenyum melihat interaksi antara putranya dan Irene. Ada rasa geli menggelitik hatinya saat putranya itu meminta maaf pada Ibunya. Sejak umur 1 tahun, baik Sehun maupun Irene memang telah mengajari putra mereka untuk berbuat santun pada orang yang lebih tua dan meminta maaf saat melakukan kesalahan. Dan putra mereka memraktekkannya dengan baik pada siapapun sampai saat ini.

YOU ARE READING
[✔] Married an Idol
FanfictionMenikah dengan sang Idola adalah satu-satunya tujuan hidup Bae Irene yang harus dicapai.