Fünf

121K 10.5K 330
                                    

Someone said you had your tatto removed,
Saw you downtown singing the blues,
It's time to face the music,
I'm no longer your muse.
-The one that got away-

••••

Ata duduk di atas kasur sang abang-Lintang Frasetya- sambil menerawang sesuatu. Sedangkan Lintang sendiri sibuk dengan tugas-tugasnya yang segunung.

"Bang," panggil Ata dengan raut sedihnya.

"Kenapa, Ta?" Sahut Lintang tanpa melepas pandangannya dari lembaran-lembaran tugasnya.

"Aku kangen papa," Lirih Ata sendu.

Sontak, Lintang melepas lembaran-lembaran tugasnya dan menoleh pada Ata yang sudah tertunduk lesu.

"Ta," Lintang menggeser posisi duduknya sehingga tak ada jarak yg tersisa diantar mereka, lalu Lintang membawa Ata ke dalam dekapan hangatnya.

"Kan ada abang disini," kata Lintang ketika suara tangisan Ata sudah mulai terdengar. Tangan Lintang bergerak mengusap punggung Ata penuh kasih.

"Aku... kangennya sama papa..... bukan.... sama abang," Lirih Ata dalam isakannya.

"Kenapa mereka mesti pisah, Bang? Apa mereka ngga bisa memperbaiki hubungan mereka? Apa mereka ngga bisa ngomongin masalah mereka baik-baik?"

"Mungkin ini memang jalan yang terbaik buat mereka. Percuma mereka pertahankan semuanya kalau mereka udah ngga lagi saling cinta. Ngga guna, Ta," Tutur Lintang lembut.

"Tapi, bang...."

"Ata mau bilang mereka egois? Emang Ata betah kalau misal mereka ngga pisah tapi tiap hari kelahi, ributin hal sepele?" Tanya Lintang tenang.

Ata tertegun.

"Jawab abang, Ta. Ata betah?" Lintang mengulang pertanyaannya.

Disela isakannya, Ata menggeleng lemah.

"Biarpun Mama Papa pisah, kita masih bisa liat mereka berdua kan? Kita masih bisa gapai mereka berdua kan?"

Lagi-lagi Ata mengangguk sambil mencoba mengontrol isakannya.

"Coba Ata bayangin, gimana nasib mereka yang orang tuanya udah ngga ada. Gimana terpuruknya mereka? Mereka udah ngga bisa lagi ketemu orang tua mereka dalam wujud manusia, melainkan dalam wujud batu nisan dan gundukan tanah."

Ata semakin tertohok mendengar ceramah singkat yang diurai Lintang, air mata Ata jatuh semakin deras dan tak tertahankan lagi. Isakan Ata semakin keras terdengar, membuat Lintang semakin mempererat dekapannya.

Lintang menopang dagunya diatas puncak kepala Ata, sesekali mengecup lembut puncak kepala Ata.

"Abang sayang Ata. Abang akan selalu lindungi Ata. Ata akan selalu jadi prioritas abang." Bisik Lintang menenangkan.

"Sweety promise?" Ata mengangkat kelingkingnya di depan Lintang dengan air mata yang masih membasahi kedua pipinya.

Lintang menganguk lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Ata yang terhulur di depannya. "Sweety promise."

Ata kemudian mengulas senyum manisnya.

Tangan Lintang beralih pada kedu pipi Ata. Lalu Lintang pun menghapus jejak air mata di kedua pipi Ata dengan ibu jarinya.

••••

Inara.n
Ta, jeje kuy

Dahi Ata berkerut membaca pesan dari Inara. "Ini bocah kesambet setan apaan sih? Jadi alay gini."

Ata_n
Kesambet apaan sih?

Matahari Di Atas Samudera ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz