Satu

Harus menerima perjodohan yang dirancang keluarga sudah cukup menyakitkan untuk Ara.

Dia masih punya mimpi, Ara juga tidak mau dinikahkan dengan lelaki yang tidak dicintai. Namun, apa mau dikata, titah sang Mama tak bisa diganggu gugat.

Namun, belum selesai dia meyakinkan hati, masalah datang tanpa mau mengantre.

Ara pusing, dia lebih memilih batal naik pelaminan dari pada harus mati karena ada wanita yang patah hati.