Description
Setelah peristiwa yang membuat dua perempuan yang paling berarti dalam hidupnya menghilang-Celsi dan Alisa-Langit memutuskan meninggalkan Bandung. Ia pindah ke Karawang, mencoba hidup baru sebagai mahasiswa, meski langkah-langkahnya masih dibayangi oleh masa lalu yang tak kunjung pergi. Di kampus kecil yang sunyi di tengah kota industri, Langit bertemu dengan Liandra, seorang mahasiswi keturunan Indonesia-Tionghoa yang jenaka, tenang, tapi tajam dalam berbicara. Awalnya, ia hanya teman diskusi di perpustakaan, tapi lambat-laun jadi seseorang yang hadir dalam harinya-bukan sebagai pengganti, melainkan sebagai cahaya yang berbeda. Liandra bukan seseorang yang menghapus luka, tapi ia teman seperjalanan yang sabar menemani Langit menatap ke belakang tanpa takut, dan menoleh ke depan tanpa ragu. Bersama Liandra, Langit mulai menyelami satu pertanyaan besar yang ia hindari selama ini: Apa arti kehilangan jika seseorang masih hidup dalam kenangan kita? Dan, Bisakah cinta tumbuh lagi di tempat yang pernah mati? Cerita ini bukan tentang jatuh cinta. Tapi tentang belajar hidup kembali. Tentang menerima bahwa beberapa hal tidak akan kembali, dan beberapa hal hadir bukan untuk menggantikan, tapi untuk menemani kita tumbuh.
prolog
