Description
Di tengah hiruk pikuk lampu merah Jakarta seorang anak laki-laki Kurus berambut Ikal berdiri-menenteng topi badut, mengelap keringat ayahnya yang bersolek demi tawa palsu di jalanan. Itulah Banda. Hidupnya dimulai dari tawa yang dipaksakan dan air mata yang disembunyikan. Ibunya hilang sejak Banda baru menginjak kelas satu Sekolah Dasar, kabur meninggalkan rumah demi melunasi utang ke rentenir dengan cara yang tak pernah Banda mengerti, sampai ia cukup besar untuk tahu arti pelacur. Di sekolah, Banda dihina karena miskin. Di rumah, ia tidur ditemani suara perut kosong. Tapi di dalam hatinya, ada satu panggung yang terus ia bayangkan: panggung wisuda. Bukan untuk mengejar gelar. Tapi untuk satu hal-membuktikan pada dunia bahwa anak seorang badut lampu merah bisa melahirkan seorang sarjana. Namun hidup bukan cuma soal mimpi. Ketika masa lalu ibunya kembali menghantui, dan satu-satunya orang yang ia punya hampir tumbang, Banda harus memilih: menyerah seperti ibunya atau bertarung habis-habisan seperti ayahnya.
1. Bapak Adalah Malaikat Hidup
