Start Reading
Description
Kutatap lekat gadis itu. Wajahnya bersih, manis hampir cantik. Gamis berwarna peach berhasil menutup lekukan tubuhnya. Kerudung dengan warna senada menambah keanggunannya. Ibuku mengundangnya kerumah agar aku bisa menilai gadis pilihannya. Dan tampaknya gadis ini tidak tahu hal yang kuketahui ini. Terdengar suara tawa bocah lelaki di kolam belakang. Siapa? Ia menghambur ke arah kami sambil berkata, "Ummi, Alif haus. Boleh minta minum?" . Gadis itu menatapnya dan tersenyum hangat. Gadis? Seketika tubuhku kaku. Perlahan kutatap ibuku penuh tanda tanya. Ibuku hanya tersenyum jenaka.
Chapter One
Continue Reading on Wattpad