Description
Ternyata perihal cinta, Hanum sadar bahwa itu bukan hal yang bersifat timbal balik. Ada yang mencintai dan ada yang dicintai. Ada yang memberi dan yang menerima. Itu yang terjadi di antara Hanum dan Ananta. Dan sesungguhnya Hanum tidak pernah mau, tapi hatinya memaksa untuk tulus pada seseorang yang seharusnya tidak usah. Jatuh cinta pada seorang Laksamana Ananta Praja adalah hal yang menyenangkan sekaligus menyakitkan. Sejatinya Hanum tidak lupa pada hukum alam yang mengatakan bahwa mencintai tidak harus memiliki. Maka ketika jatuh kedua kalinya pada Ananta, Hanum seharusnya ingat bahwa ia yang kembali mencintai, bukan berarti ia harus memilki. "π πΈπͺππ π΄π΅πͺππ ππ°π·πͺπ―π¨ πΊπ°πΆ πΆπ―π΅πͺππ π°πΆπ³ π¨π³π’π₯πΆπ’π΅πͺπ°π―." Tapi sampai hari itu, sampai hari kelulusan mereka, Hanum sadar. Bahwa yang berakhir hanya masa putih abunya, tidak dengan perasaannya.