Start Reading
Description
Satu-persatu pukulan keras diararahkan kepada ku luka-luka silet sudah terlukis di wajah anak mu ibu. Perlahan aku mencicipi betapa asin nya darah ku ini memandang sekelompok monster-monster dunia yang narsistik, dia berkata. "Mati lah engkau dunia tak mengharapkan kau singgah." Dengan sekejap doa didalam benakku, aku berpikir mengapa harus aku yang bodoh ini? Mereka benar-benar sialan. Dan kau monster yang angkuh, luka yang menyilet di wajah ku ini akan segera tergantikan dan berada di wajah mu itu. Perlahan dan menunggu tapi itu pasti.
Prolog
Continue Reading on Wattpad