Start Reading
Description
"Lebih sulit memprediksi manusia daripada cuaca." jawab Aruna sambil melirik tipis ke arah Kaivan. Kaivan mengangguk dengan kedua tangan terlipat di depan dada, "Setuju! Contohnya kamu, Run." Aruna terdiam lantas tersenyum tipis, "Maaf ya, Van. Aku belum bisa. " "Kamu jangan minta maaf, Run. Bukan salah kamu dan bagiku menunggu juga bukan sebuah kesalahan. "
Prolog
Continue Reading on Wattpad