Prolog

Di kehidupan pertamanya, Lisena tidak tahu apa yang menyebabkan dia begitu dibenci dan dimusuhi? Diinjak semua orang seolah dia hanya kotoran yang menyakiti mata orang-orang.
Di kehidupan kedua, Lisena akhirnya tahu kalau dunia yang dia jalani hanyalah sebuah novel. Lisena merupakan pemeran antagonis gila, dia adalah wanita sinting yang menjadi pijakan untuk memberi jalan pada saudari tirinya, Amaia Karve. Membuat hubungan cinta yang panas dan gerah antara Amaia dan keempat pria yang tergila-gila padanya semakin harmonis.
Saat Lisena tahu jalan takdirnya, dia tertawa. Bukan hanya tidak mencoba memperbaiki jalan hidup dan menjernihkan kesalahpahaman orang-orang, jiwanya sudah terdistorsi. Dia justru melemparkan diri ke jurang yang sama untuk kedua kalinya.
Mau bagaimana lagi?
Dia menikmatinya. Dia sangat suka.
Dia benar-benar merasa enak setiap kali jiwa dan raganya disakiti, dihancurkan oleh orang-orang. Diinjak-injak seperti seonggok sampah yang tidak bernilai.
Lagi. lebih keras. Lebih kuat.
Tolong buat dia semakin nyaman.
Kepribadian Lisena bukan hanya bengkok dan gila, dia berani memikul kesalahan siapa pun agar dirinya dihukum. Dia setuju dengan bahagia saat difitnah hanya untuk diperlakukan lebih kejam lagi.
Dia mengembangkan kebiasaan memutilasi diri, memakan darah dan dagingnya sendiri.

1 vs 4 (muehehehehehe)