PROLOG

"Untuk kita yang tlah lelah dengan dunia serta takdir yang mengikatnya."

Dear Haira,
Kita dipertemukan di bumi, mengikat janji suci yang sakral nan abadi. Namun harus terpaksa terlepas lagi karena takdir yang berulang kali menyakiti.

****

Gara merahasiakan sesuatu dari Haira, istrinya. Merahasiakan rahasia besar yang begitu dahsyat bila diketahui olehnya. Namun, Haira tidak bodoh. Ia mengetahuinya.

Keduanya sama-sama menunggu, menunggu rasa sakit yang berada di puncak.

"Ra, pergi ya? Gue nggak apa-apa. Tolong, gue nggak mau lo disini lebih lama."

"Sampai mati ataupun sampai kamu udah jadi abu, aku bakalan tetap disini, menanti walaupun diiringi jeritan tangis."

Tentang Gara, Haira, dan takdir yang mengikat keduanya.