Description
Hidup Carissa yang sudah ia atur sebaik mungkin harus hancur karena kalimat dari sang penguasa otoriter siapa lagi kalau bukan sang bunda. Baginya kalimat itu adalah kalimat yang tidak boleh diucapkan bahkan harus dimusnahkan apalagi kalau bukan " Perjodohan " Carissa begitu menentang tapi siapa dia, ayah dan kakaknya saja sudah angkat tangan apalagi dia. "bunda ingin menjodohkan kamu" gadis yang menonton TV tersedak kripik singkong yang dia makan karena mendengar pernyataan tiba- tiba sang bunda. Dia menatap bundanya dengan melebarkan matanya. "sepertinya bunda belum bangun, mandi bun. supaya bunda kalau bicara tidak ngelantur" ucap gadis itu menormalkan keterkejutannya karena ucapan sang bunda. "pokoknya bunda tidak mau tahu, kamu harus setuju" setelah mengatakan seperti itu, sang bunda pergi meninggalkan anak gadisnya menonton TV. "bun, bun, bunda" teriak sang anak, tapi tidak dihiraukan oleh sang bunda. --- Arzan meremas rambutnya dengan kasar, perkataan sang mama terus terngiang-ngiang dikepala. Apa lagi yang membuat Arzan pusing tujuh keliling kalau bukan keinginan sang mama. Syarat yang lebih berat dari pada harus bersaing memenangkan tender. apalagi kalau bukan "perjodohan" kalimat yang selalu sang mama ucapkan setiap bertemu membuatnya enggan untuk pulang ke rumah dan lebih banyak tinggal di apartemen. rasanya kepala ingin meledak memikirkan nya. sekarang apa yang harus ia lakukan, mamanya akan mencari beribu cara agar ia mau menyetujui perjodohan ini. arzan paham benar dengan sifat sang mama. Arzan begitu muak dengan sifat sang mama yang seenaknya sendiri. atau memang semua ibu sama seperti itu. Akankah carissa dan Arzan menerima perjodohan ini ataukah mereka menemukan cara lain untuk membatalkan cara perjodohan ini.
Prolog
