Start Reading
Description
Dikta, jika di dunia 'pertawuran' semua orang mengenalinya. Pemuda tinggi nan tampan dengan jaket kulit dan susu cokelat di tangan kanannya dan tak lupa bau minyak kayu putih yang menyerbak dari tubuhnya. "Lu darimana si? Gue kan udah bilang, kita kumpulnya jam dua belas, lu malah datang jam setengah satu. Lu buta angka apa gimana? Ini juga, rambut sama muka lo, setiap kita mau tawuran basah mulu perasaan. Lo mandi?" "Heh, monyet! Gue sholat dulu lah! Bajingan-bajingan gini, gue masih ingat Tuhan! Nggak kayak lo, lo kan calon penguni neraka kelas VVIP." "Bandit lo."
Prolog
Continue Reading on Wattpad