Description
Aku seorang wanita yang sempurna. Itu yang 'orang tua calon suamiku' katakan. Pendidikan S2 di usia muda, wanita karir dan memiliki sopan santun. Aku dianggap sebagai menantu idaman. Disaat yang sama, ayahku yang kuatir aku sendirian di kota orang pun akhirnya menikahkanku dengan laki - laki yang jauh dari kriteria suami idamanku itu. Disinilah kesabaranku di uji. Lagian kenapa laki - laki itu tidak ingin meneruskan bisnis ayahnya? Dia tinggal mengambil jabatan CEO itu dengan mudah tapi dia menolaknya dengan keras. Pasti ada yang salah dengan kepalanya. Hubungan mutualisme tanpa romantis. Itu motto andalan Arkana, aneh kan? Tapi menurutku itu memang sebutan yang tepat sebab aku mengerjakan semua tugasnya di kampus sementara ia menyediakan tempat tinggal untukku. Keseharian kita juga cuma sebatas obrolan ringan seperti, "Berantem lagi sama pacar lo Ar?" Atau Arkana bakal nanyain terus soal 'crush'ku di kampus. Hubungan kita lebih bisa disebut kayak temen satu kos. Nggak ada romantis - romantisnya. Percaya dah. Beneran! o x o Semua itu berubah setelah waktu dan doa ortu ikut campur dalam hubungan mereka. Satu persatu luka mereka terungkap dengan sendirinya. Qiana akhirnya mengetahui alasan kenapa Arkana tidak ingin menjadi CEO perusahaan ayahnya. Sementara itu tuhan memberi Arkana izin untuk mengintip masa lalu istrinya yaitu alasan mengapa perempuan itu dinikahkan dengannya. Mereka penuh rasa sakit dan sedang berusaha sembuh. Jika sudah seperti ini, sebenarnya siapa yang seharusnya di tolong? Pernikahan ini akan tetap berlanjut atau kandas di tengah jalan? Ketika harus memilih salah satu, jawaban apa yang mereka pilih? Mungkin bunyinya seperti ini : "Cerai yuk" . . . #1 dalam satuatap (12/8/23) # 13 dalam musik (19/1/24) start : 230223 End : 171123 Revisi : 290424 (judul sebelumnya : Pasangan Absurd)
EVALUASI
