Menghitung Luka di...
By RanduAlamsyahHimself
251
63
0
  • General Fiction
  • agama
  • amerika
  • cinta
  • hati
  • iran
  • kebebasan
  • luka
  • nusantara
  • pencarian
  • pernikahan
  • perpisahan
  • putri
  • quote
  • remaja
  • romansa
  • wanita

Description

Tak ada yang lebih diimpikan Taslimah selain hidup bahagia bersama Ebu dan Abinya. Tetapi Abi pergi sebelum ia dilahirkan dan suatu yang memaksanya pergi meninggalkan Ebu yang sedang sakit keras. Taslimah yang baru sepuluh tahun harus merasakan himpitan hidup sebatang kara. Hawa berada di acara karantina Putri Nusantara karena Mom dan Garin. Ibu yang menginginkan dirinya terkenal dan Garin, cinta masa kecilnya yang tampan dan bak seorang pangeran. Bukankah seorang putri pantas bersanding dengan pangeran? Seorang putri harus memenuhi keinginan Mom-nya? Hawa mengusap kerudung yang sudah dipakainya sejak kecil. Besok akan ada pemotretan dengan busana renang. Rahimeh Akmaal selalu yakin akan diri dan melihat hidupnya. Dia percaya pada kesetaraan gender, pada agama yang universal dan bebas. Sampai dia merasakan kehilangan, kesepian, dan tanpa harapan di bawah hujan salju New York. Soudabeh telah menaklukkan dinding lempung pegunungan Zagros. Lepas dari masa kecilnya di desa dan melesat menjadi ilmuwan terkemuka di Teheran. Tetapi, seperti semua wanita di desanya, dia diharapkan untuk kembali dan menempati rumah masa kecilnya bersama suami pilihan ayahnya yang mungkin tidak akan pernah bisa bekerja. Bagaimana empat wanita ini mengejar mimpi mereka sembari berkompromi dengan luka-luka yang tak terhitung?

1

Continue Reading on Wattpad
Menghitun...
by RanduAlamsyahHimself
251
63
0
Wattpad