Start Reading
Description
Saya perempuan terjelek seantero dunia. Tidak pantas disuka, tidak patut dipunya. Kalimat itu seperti bambu yang saya biarkan tumbuh, lantas memagari hati agar tidak mudah berlabuh. Saya biarkan Dahayu jahat pada dirinya sendiri. Saya bebaskan Dahayu berkawan dengan rasa rendah diri. Hingga saya sadar, ini bukan hal yang benar. Lalu saya mencoba membuka hati. Alih-alih berbunga, minder justru lebih mendominasi. Oh ternyata, bambu yang saya tanam telah menjulang tinggi tidak terkira. Akarnya merambat di setiap jengkal tubuh, kadung lekat, sulit dibabat. ©ralogy, 130322
00. Prolog
Continue Reading on Wattpad