Description
Xandro cuma ingin memiliki masa SMA yang menyenangkan bersama Zahwa. Syukur-syukur, Zahwa bersedia jadi pacarnya. Kalau enggak pacaran sekarang, ya nggak apa-apa juga sih, kan bisa nanti pas kuliah. Yang penting Xandro bisa satu SMA dengan Zahwa dan bisa ngobrol sama cewek itu tiap hari. Menjadi salah satu peraih medali di Olimpiade Sains memang memudahkan Xandro dan Zahwa bebas memilih kampus yang mereka sukai, kelak. Mereka pun mendapatkan hari-hari yang menyenangkan di SMA Negeri 1 Bondoharjo. Sampai suatu hari, Zahwa mendapatkan kabar duka dari adik ayahnya, bahwa Om Karim hilang dalam pelayarannya karena kapal ikan mereka yang karam di tengah Samudra Hindia. Sementara, Tante Tina, istri Om Karim sedang hamil tua. Keadaan makin runyam karena Tante Tina meninggal saat melahirkan anak mereka. Hati Zahwa hancur melihat apa yang terjadi pada keluarga paman dan bibinya. Dengan tekad baja, Zahwa memohon pada Ayah agar diijinkan merawat Yusuf, jabang bayi Tante Tina yang kini yatim-piatu. Tadinya Xandro menganggap musibah itu sebagai hal yang biasa. Toh semua manusia juga akan meninggal, kan? Tapi, ketika keputusan Zahwa mengubah kondisi hubungan mereka, Xandro jadi ikutan kalang kabut. Pasalnya, sekarang dia jadi harus ikutan belajar mengurus bayi bersama Zahwa yang bersikeras untuk mengadopsi Yusuf. Xandro bisa sih, bersikap tidak peduli dan sibuk dengan dunianya sendiri. Namun, itu berarti Xandro harus siap untuk kehilangan hubungannya dengan Zahwa yang ia bangun sekian lama. Memang sih, Zahwa bukan hanya satu-satunya cewek di dunia ini, tapi... Apa Xandro rela?
SATU
