Description
He says he loves her, but this is terror! Shanin tahun ini berusia 21 tahun, dia berada diakhir masa studinya untuk mendapatkan gelar Sarjana. Namun dia tidak lagi bisa fokus dengan segala tugasnya karena seseorang yang tidak dikenal terus saja mengganggu hari-harinya. Awalnya Shanin menyukainya. Ketika pertamakali menemukan semacam surat cinta di lokernya, Shanin memang sempat dibuat tersenyum. Meski begitu, dia tidak terlalu menganggapnya serius. Shanin tahu itu hanyalah orang iseng yang sedang mengusilinya. Tapi ternyata Shanin salah. Karena sejak hari itu, surat-surat tersebut terus berdatangan setiap hari padanya. Bukan hanya pada lokernya, tapi terkadang juga terselip pada buku-bukunya yang beberapa kali pernah tertinggal dikelas. Pernah sekali layar proyektor yang sedang berisi materi profesornya disadap hingga berujung membuat wajah Shanin memerah ketika menemukan namanya muncul disana. Itu tidak lagi terasa manis melainkan Shanin dibuat malu karenanya. Mulai terasa mengganggu, Shanin berusaha mengabaikannya. Setiap kali surat-surat yang ditulis pada sticky note itu datang, maka dia hanya akan menumpuknya disudut lokernya tanpa membacanya. Seolah tahu bahwa Shanin tidak lagi membaca surat-suratnya, gangguan itu mulai beralih pada ponselnya. Shanin dibuat kewalahan. Belum lagi kalimat -kalimat manis yang sebelumnya sering dia dapatkan itu berubah menjadi kalimat-kalimat vulgar nan melecehkan. Ini mimpi buruk karena pada akhirnya, Shanin juga mulai bisa merasakan bahwa seseorang sedang mengawasinya.