Start Reading
Description
Dia tahu, wajahnya jauh dari kata sempurna. Ia sadar, ia tak secantik gadis lainnya. Namun, salahkah jika Vania Arabella hanya menginginkan hidup selayaknya manusia? Ia dipandang rendah seperti binatang jalanan. Tak pernah ada kata-kata manis terucap. Yang ada hanya hujatan dan makian yang ia terima. ___________________ "Dosa apa Ibu sampai bisa melahirkan anak macam kamu?" "Lu cocok nya hidup di tong sampah. Kayak tikus got yang kelaparan" "Jangan cengeng.. Ayah tidak punya waktu mendengar keluhan mu" "Gak capek jadi jelek terus?" ____________________ Sampai suatu ketika, hidupnya berubah. Semua berjalan sesuai kendalinya. Orang-orang menatapnya dengan tatapan memuja. Namun... Itu berlaku hanya di dunia maya.
Prolog
Continue Reading on Wattpad