Description
"kamu janji bakal ada buat aku terus, Bumi?" "Aku janji, Lan. Aku percaya kalau aku sama kamu itu bakal abadi." "Masa depan akan jadi milik kita kan, Bumi?" "Iya, Bulan. Pegang janji aku." - "Aku capek, Bumi. Aku nyerah." "Lo mau nyerah gitu aja?" Kata cowok itu dengan nada tidak suka. Bulan menunduk sebentar, "Iya, Bumi, maaf. Maaf untuk semua perjuangan yang sia-sia. Maaf, aku yang nggak bisa nepatin omongan aku, Bumi. Aku capek." "Lawak lo, Lan? Gue gak bisa denger kata nyerah dari mulut lo." Tekan Bumi. - "Lo bisa jangan ganggu gue?" "GAK BISA, BUMI!" "Lo keganjenan banget, sih. Haus belaian cowok?" Sarkas sang cowok pada perempuan di hadapannya. "Iya! Cowoknya lo!" tantang gadis itu. "Cewek gila! Berhenti ganggu gue, Gy." "Nggak, Bumi, gue nggak peduli apa aja yang udah hilang dari genggaman lo, tapi yang jelas, selama gue nggak bisa milikin lo, orang lain juga nggak bisa." - Lo udah berhasil buat hidup gue terus ada dalam penyesalan gak berguna ini. -Bumi Kaivan Dhyaksa
Prolog ; dari Bumi Kaivan Dhyaksa
