Description
"There's no more flight. Bandara akan ditutup pukul 5 sore ini," Lucas menjelaskan dengan santai, senyum jahilnya merekah seakan apa yang dibicarakannya bukanlah kabar buruk. "Oh, dan katanya belum tahu juga kapan bandaranya akan dibuka kembali. It depends on the government." Taeyong dan Mark membelalak. Entah mana yang lebih menyebalkan, kenyataan bahwa mereka akan terkurung di Bali atau bagaimana cara penyampaian Lucas yang seakan mengabarkan bahwa cuaca besok cerah. "Lucas, you're not kidding, right?" Mark tahu betul bahwa temannya yang satu ini kadang memang keterlaluan jika bercanda. Lucas menggeleng, matanya kini tidak lagi mengarah kepada Taeyong dan Mark. Lucas sudah berpindah perhatian ke vending machine yang berada di belakang kedua temannya itu. "Aku haus, kalian mau minum apa?" Tanya Lucas sambil sedikit berlari dan berteriak meninggalkan Taeyong dan Lucas begitu saja. Taeyong dan Mark melongo melihat tingkah Lucas. Sebelum sampai di depan vending machine, Lucas membalikan badannya. "Anyway, kalaupun ada pesawat yang berangkat keluar dari bandara ini. Paspor kita mungkin sekarang sedang berada di atas Laut Cina Selatan." Wajah Taeyong dan Mark semakin pucat pasi. Menyadari bahwa apa yang dikatakan Lucas benar. "So, what do you guys want?" Tanya Lucas lagi sambil merogoh kantong celana, mencoba mencari pecahan rupiah yang tersisa.
Chapter 0: Pengantar
