Description
Kalau kamu sudah menaruh hati pada satu wanita mustahil ada hati yang lain. Tuhan hanya memberi satu rusuk. Seperti Lintang yang bertemu langitnya, pun begitu dengan Restu yang harus mengakui bahwa hal terumit bukan mengapa ia bisa jatuh cinta, tapi bagaimana menjadikannya selalu cinta pertama. "Wuah! Keren gak gue tadi Lin? Pas nabok tuh muka.....Pakkk! harusnya sih dua kali biar dramatis, sumpah seneng banget rasanya" Yuni diam. Ia menatap takut pada sosok Lintang yang aneh. "Elu udah Oke?" Lintang melihat Yuni dengan wajah cerianya "Emang kenapa gak oke?, Oh... yang nangis tadi, biar ahh mantap aja, gimana? Aje gile kan akting seorang Lintang, cocok dong ikut casting suara hati istri edisi munaroh" "Lah kok bisa gitu?" Yuni masih tak percaya "Gue udah tahu lama kalau Enggar ada main api" "Terus elu diem aja selama ini?" "Nunggu timing yang pas, nah tadi itu menurut gue momen yang ajib, udah capek sakit hati terus" tawa Lintang tak menular pada Yuni, pun Restu dan Yoga. Siapa juga yang lagi sakit hati tapi ketawa tiwi. "Eh ada Pak Restu, bapak Jomblo gak sekarang?" Restu tak dapat menahan ekspresi terkejutnya "Jomblo gak?" Lintang mendekat, berdiri tepat di hadapan Restu hingga pria itu seperti menghidupkan alarm tanda bahaya di keningnya "Jawab kali pak, Cuma satu pertanyaan ini, gak kayak jawab soal TWK KPK kan?" "Ehmm.....eng...enggak" Restu gugup "Bapak mau gak sama saya, kita nikah langsung aja" Bahu Restu merosot, kakinya layu, pun bola matanya yang masih melotot. Gila ini perempuan. Don't Kopas, ini murni dari pemikiran sendiri. Boleh banget dinikmati, jangan lupa terus didukung. Hope you always health and happy
Rumpang
