Prolog

Niana Putri Joyodiningrat, seorang tokoh antagonis dalam sebuah novel. Sesuai dengan perannya, Niana akan selalu berusaha membuat masalah untuk sang protagonis. Hingga akhirnya datanglah sang pangeran berkuda putih yang akan datang menyelamatkan sang protagonis dan mengalahkan sang antagonis.

Itulah Niana, seorang antagonis. Seseorang yang digunakan sebagai batu loncatan oleh sang protagonis.

Dan tubuh dari batu loncatan tersebut kini didiami oleh Cantika, perempuan dari dunia dimana kisah Niana dibuat. Seorang perempuan malas yang tidak suka mengalami banyak emosi yang menurutnya melelahkan. Dia tidak suka marah, tidak suka sedih, tidak suka menangis.

Tentu Cantika tak terima jika kehidupan sempurnanya diganti dengan kehidupan penuh masalah milik Niana. Cantika benci masalah. Cantika benci direpotkan. Cantika benci menjadi Niana.

Dengan percaya diri, Cantika yakin jika selama dia menjauh maka masalah akan menjauhinya juga. Sayangnya, sepertinya masalah benar-benar menyayangi Cantika. Meski Cantika tidak melakukan apapun, masalah akan terus datang menghampiri.

Sang protagonis, Liliana yang merupakan adik satu ayah dengan Niana, akan selalu berusaha mendekatkan diri pada Niana. Sang protagonis laki-laki, Satria yang merupakan tunangan Niana, akan selalu mencari kesempatan untuk mencela Niana. Pak Arya, selaku ayah sang antagonis dan protagonis, yang akan selalu membela Liliana. Dion, selaku kakak sang antagonis dan protagonis, yang akan selalu melindungi Liliana.

Cantika sudah mencap keempat orang tersebut sebagai musuh.

Beruntungnya, Cantika juga tidak sendiri. Seiring berjalannya waktu, Cantika bertemu dengan orang-orang yang akan membantu dan melindunginya. Bertemu orang-orang yang membuatnya menyukai dunia baru ini.