Description
Malam itu, hujan menjadi latar pertemuan singkat antara Serra dan pria asing bernetra coklat madu. Saat itu, Serra datang menawarkan sebuah payung untuknya. Nathan, satu nama yang Serra dengar sebelum lelaki itu pergi meninggalkannya tanpa menerima payung yang ia tawarkan. Benar, tak ada yang kebetulan dari sebuah pertemuan. Serra pikir itu adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka. Namun semesta mempertemukan mereka kembali, saat Nathan datang sebagai murid baru di sekolah Serra. Bagi Serra, Nathan itu layaknya lautan tanpa ombak. Sangat sulit untuk ia selami. Namun bukankah lautan tanpa ombak itu lebih menghanyutkan? Serra kini telah tertarik semakin jauh, terserat ke dalam lautan yang tidak ia tahu kedalamannya. Nathan dan semua hal tentangnya telah berhasil membuat Serra jatuh. Jatuh cinta dan jatuh luka. *** "Lo nggak akan pernah bisa jadi payung untuk seseorang yang menyukai hujan, Serrana. Hujan itu satu-satunya temen gue, satu-satunya hal yang bisa buat gue tenang. Hujan memang hanya membawa ketenangan yang sementara, tapi hanya hujan yang bisa buat gue merasa nggak sendiri. Hujan buat gue sadar, kalau gue bukanlah satu-satunya orang yang jatuh dan rapuh." - Alexander Nathanael
Prolog
