Description
"Na-nadya, aku rindu" tandas Reno keceplosan, mengucapkan perkataan yang ia simpan selama ini. "Kamu ngomong apa? Aku ga dengar" celoteh Nadya berpura-pura tidak mendengar ucapan Reno. Senyum tipis merekah dari bibir manisnya. "Ng-ngga kok, bu-bukan apa-apa." "Yaudah kalo gitu" Nadya yang masih berharap pada Reno, tak menyangka jika Reno dengan mudah melupakannya dan sama sekali tak merindukannya. Hingga tak terasa Nadya menitikkan air mata mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Reno. Sekeras-kerasnya Reno menyembunyikan rasa rindunya, sekeras itu pula reno ingin mengutarakan perasaan yang selama ini mengganjal hatinya. Rindu mendalam yang telah lama bersarang dalam benaknya, sesegara mungkin ingin diungkapkannya. Tetapi sifat keras kepala Reno tak membuatnya berani untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia kekeh menahan rindu, Reno lebih memilih bungkam seribu bahasa, tamengucapkan jika ia rindu. Baginya rindu tak perlu diucapkan, cukup dirasakan kehadirannya dan dipeluknya dalam hangatnya doa.