Description
Tepatnya, siksaan 'itu' dimulai.. ketika sang mentari mengucap salam perpisahan kepada langit. Rekaan adegan demi adegan (layaknya kaset usang), secara pasti berputar.. dan dimainkan tanpa pernah kuminta. Suara teriakan, tangisan, serta gema amarah, sukses membuat malam-malamku menjadi 'ramai' tak kesat mata. Para tokoh yang bermain dalam adegan 'itu' selalu memainkan perannya dengan sangat professional. Lengan mereka yang panjang melingkari tubuhku, dan membekap bibirku teramat kuat. Membuat diriku sesak, dan kesulitan bernafas di tengah sejuknya angin malam. Terkadang, mereka juga membisikkan 'mantra' yang dapat membuat ke-dua mataku terjaga. "TOLONG AKU!" teriak ku sekencang-kencangnya. Tapi anehnya, tak ada satupun orang yang dapat mendengar suara teriakan itu. Peluh mulai membasahi sekujur tubuhku. Rasa takut, gelisah, mulai melingkupi isi kepalaku. Aku hanya bisa menangis, dan menangis dalam lelap sampai... Tuhan mengirimkan sang fajar datang, menyelamatkan ku. ****** Disamping menyelamatkan, Tuhan juga suka dalam memberi 'kejutan'. Dengan satu kali jentikan takdir-Nya, semua siksaan 'itu' berubah sejak aku dipertemukan dengan 'dia'. Pertanyaannya adalah..... Apakah 'dia' dapat menarikku dari jeratan keramaian? Atau malah ikut menjadi tokoh baru di dalam reka adegan malam ku yang panjang? ****** Note : hanya orang amatir yang coba menuangkan imajinasi ke dalam sebuah tulisan. • Warning ⚠️ *Ada beberapa part yang mengandung unsur KEKERASAN dan kata-kata KASAR. Jadi bijaklah dalam memilih bacaan *Dilarang keras MENJIPLAK karya tulisan ini. • Update setiap hari Sabtu✨ (Apabila tidak ada kendala) • Happy reading ❤️ ****** ©Cover by : me -Start from : Maret 2021-