Description
Sejuta tatap tanpa arti. Membawaku melangkah tanpa pasti. Hadirmu layaknya simphoni. Sendu melodi menyayati hati. Luka yang tak lagi dapat disembuhkan. Kembali kau torehkan lebih dalam. Jangan datang, jika hanya ingin melukai. Jangan kembali, jika tak sungguh-sungguh ingin menemani. Aku tak butuh kalimat gombalan, yang kubutuhkan adalah kepastian. Pergilah, hati ini hanya selembar kaca yang rapuh dan mudah pecah. Tak akan sanggup bertahan, jika terus menerus kau tuangkan lava di atasnya. Dia akan pecah dan porak-poranda. Hancur lebur menjadi debu, tanpa adanya jejak yang mampu untuk mengingatnya. Aku hanya ingin bahagia. Jika kau tak mampu memberikannya, tak apa. Aku tak akan memaksa. Namun, jangan juga memaksaku untuk tetap kuat menghadapi segala keegoisanmu. Marilah hidup, dalam dunia kita masing-masing. Saling melepaskan dan melupakan segala yang pernah di antara aku dan kamu, yang menjadi kita. Biarlah masa lalu menjadi pembelajaran untuk kita di masa depan. Tak perlu saling membenci, tapi tak perlu juga saling menerima. Cukup anggap, bahwa semua ini adalah sebuah kesalahan yang tak harus diperbaik dan dikenang. Mari melupakan, apa yang harus dilupakan.