Description
Tak ada seorangpun yang lebih memahami kita, selain diri sendiri. Sebab diri kita sendiri-lah yang menyaksikan dan menjalani seluruh alur takdir kehidupan ini. Sedang mereka hanya dapat menyaksikan dari luar. Bukankah hidup ini milik kita? Berada diatas pundak tanggung jawab kita sendiri. Maka mengendalikan diri adalah bagian dari menjalani hidup, menahan lelah sebentar dengan keringat, air mata, atau bahkan darah atas nama kesuksesan di masa depan. Tapi, apa jadinya jika ternyata semakin kita memahami diri sendiri, justru kita menjadi orang yang paling mudah menyakiti diri sendiri? Bayang-bayang diri menjelma menjadi sisi gelap yang membuat kita tenggelam dalam pekat kegelapan. Apakah ini sesuatu yang wajar? Benarkah ini untuk kebaikan diri sendiri? Tidak! Aku mulai kehilangan diriku sendiri... selamatkan aku dari diriku sendiri... Mampukah aku menyelamatkan diriku sendiri dari sisi gelapku? -------------------------------------------------------------------------------------------------- Mentari. Gadis yang tumbuh dengan latar belakang broken-home. Ia berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang sukses dan bahagia. Ia menyadari bahwa perjuangan yang harus dia tempuh tak kan mudah. Kelak disertai keringat, air mata, atau bahkan darah. Akan tetapi seiring perjuangan yang semakin terjal, sisi gelap dirinya mengaburkan jati dirinya sendiri. Ia pun mulai takut terhadap dirinya sendiri. Akankah jati diri Mentari lenyap? Yuk simak ceritanya selengkapnya. Bismillah, happy reading :)
Prolog
