Prolog

Sesampai didapur, tangisan Kharisa pecah hatinya sangat terluka melihat semuanya. Menyaksikan sang adik yang akan dikhitbah oleh Fahri kekasih yang sudah 3 th menemani hidup-Nya. Kharisa terduduk lemas dilantai sembari memeluk lututnya dengan kedua tangannya. Tangisan tanpa bernada membuat hatinya semakin tersakiti.

"Asstagfirullah... Kenapa semua ini terjadi pada ku Ya Allah, kenapa harus adik ku yang harus menikah dengan Fahri hiks.. hiks... Apakah aku kuat melihat kedua insan itu akan duduk di pelaminan kelak. Aku pasrah pada-Mu ya Rabb hiks.. hiks.." Air Mata terus menerus mengalir tiada henti. Hati nya sangat hancur.

"Fahri, mengapa harus kau, kenapa? Aku sangat mencintaimu, kuatkah hati ini melepaskan mu untuk adik ku hiks..hiks.."

"Apakah ini adalah teguran dari Allah, karena aku terlalu berharap pada makhluk-Nya dibandingkan dengan Rabb-Ku. Jikalau benar, Ampuni Hamba Ya Allah... Kalau memang Fahri adalah jodoh Humaira akan kulepaskan dengan ikhlas. Kebahagiaan adik ku lebih utama daripada diriku"

Kharisa membuang nafasnya dan mengambil nafas perlahan. Kharisa bangkit dari duduknya dan mengusap air mata yang masih berlinang membasahi pipinya. Ia mencuci muka nya agar tak terlihat seperti habis menangis dengan mata yang sembab dan memerah.